Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) berkomitmen untuk menjaga ketahanan energi gas di Jawa Timur tetap terpenuhi. Oleh karena itu, emiten konstituen Indeks Kompas100 ini terus melakukan pengembangan infrastruktur gas bumi seiring dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat Jawa Timur
Hingga saat ini, jaringan pipa gas di Jawa Timur untuk menyalurkan gas bumi telah mencapai lebih dari 1.900 km. Hal ini sehubungan dengan banyaknya pusat-pusat industri dan populasi rumah tangga yang cukup padat sehingga pemakaian energi gas bumi cukup tinggi di wilayah tersebut.
Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) mengucurkan pinjaman ke anak usaha
“Volume kebutuhan gas Jawa Timur 150 - 160 BBTUD, namun di 2019 pasokan yang bisa disalurkan sekitar 130 BBTUD,” ungkap Sekretaris Perusahaan PGAS, Rachmat Hutama dalam keterangan rilis (24/2).
Selama ini pasokan gas di Jawa Timur bersumber dari beberapa Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Sejak 3 tahun ini, kondisi lapangan beberapa kali mengalami gangguan dan penurunan alamiah sehingga menyebabkan ketahanan pasokan gas bumi Jawa Timur terganggu.
Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan gas yang meningkat, PGAS memperpanjang pasokan gas di Jawa Timur dengan PT Ophir Indonesia (Madura Offshore) Pty Ltd (Ophir).
Untuk menjaga kebutuhan yang semakin meningkat, Ophir akan memperpanjang pasokan gas yang bersumber dari Lapangan Maliwis dengan Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) yang telah ditandatangani pada 19 Februari 2019 lalu. Selama ini pasokan PGAS di Jawa Timur yang bersumber dari Lapangan Maleo.
Baca Juga: Intiland Development (DILD) mengandalkan kas internal untuk ekspansi
Kerjasama pasokan gas untuk lapangan Maliwis dilakukan sampai tahun 2023 dengan volume rata-rata sebesar 20 BBTU. “Dengan demikian, ketahanan pasokan kebutuhan gas di Jawa Timur untuk sementara waktu dapat terjaga,” sambung Rachmat.
Di sisi lain, untuk mencari solusi kebutuhan gas bumi di Jawa Timur dan untuk meningkatkan ketahanan pasokan gas, pengembangan terminal liquefied natural gas (LNG) di Teluk Lamong ditargetkan akan selesai secara permanen pada tahun 2020 untuk pemenuhan kebutuhan gas di Jawa Timur sebesar 180 MMSCFD di tahun 2023
Ke depan, terminal LNG ini dapat berkembang untuk memenuhi semua kebutuhan gas di Jawa Timur dengan kapasitas 600 MMSCFD.
Baca Juga: Laba Delta Dunia Makmur (DOID) rontok 72,9% sepanjang 2019
Pengembangan LNG Teluk Lamong ditargetkan dapat memberikan efisiensi untuk konsumen dan memperluas pelayanan gas bumi. Terminal energi Teluk Lamong juga bagian dari strategi untuk mendukung tercapainya kemandirian energi nasional.
Dalam menjalankan operasional memasok gas di Jawa Timur, PGAS selalu berupaya agar aliran gas tetap bisa stabil. Maka dari itu, terminal LNG juga menjadi solusi sebagai sumber alternatif apabila terjadi kekurangan pasokan.
Dalam waktu dekat, PGAS optimis mempercepat pembangunan infrastruktur gas bumi guna pemenuhan kebutuhan ke berbagai segmen di Jawa Timur, serta menjangkau wilayah-wilayah baru di Jawa Timur seperti di wilayah selatan dan barat Jatim.
Baca Juga: Indosat (ISAT) cetak untung Rp 1,57 triliun di tahun lalu setelah merugi di 2018
Dengan terpenuhinya kebutuhan gas dan ketahanan pasokan gas yang terjamin, diharapkan dapat mewujudkan ketahanan energi dan mengembangkan titik-titik perekonomian baru dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News