Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Harga aluminium melambung tinggi di akhir pekan. Turunnya cadangan aluminium yang disertai dengan pelemahan nilai tukar dollar AS menjadi penopang harga.
Mengutip Bloomberg, Jumat (5/8) pukul 17.19 WIB, harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) menguat 1,3% ke level US$ 1.644 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya dan cenderung bergerak flat dalam sepekan terakhir.
Analis PT Asia Tradepoint Futures, Andri Hardianto memaparkan, aluminium menguat lantaran menanti data ekonomi AS akhir pekan ini. Di antaranya data Non Farm Payroll bulan Juli dengan prediksi turun menjadi 180.000 dari sebelumnya 287.000.
Lalu data average hourly earnings diperkirakan naik menjadi 0,2% dari sebelumnya 0,1% dan unemployment rate diprediksi turun tipis ke level 4,8% dari sebelumnya 4,9%. "Data ekonomi beragam, tetapi secara umum kurang menggembirakan," ujar Andri.
Data negatif dari AS bisa mengangkat aluminium karena berimbas pada melemahnya nilai tukar dollar AS. Tetapi di sisi lain, buruknya data ekonomi menunjukkan jika masih terjadi perlambatan ekonomi global. Imbasnya akan mengancam permintaan aluminium.
Di saat yang sama, cadangan aluminium baik di bursa London maupun Shanghai tergerus sehingga memberi sinyal turunnya pasokan. Berdasarkan data yang dikumpulkan Bloomberg, cadangan aluminium di Shanghai Futures Exchange pekan ini turun ke level terendah sejak 2011.
Sementara cadangan di LME mencatat penurunan terbesar sejak 2006.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News