kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Alokasi investasi pas penakluk inflasi


Sabtu, 04 Mei 2013 / 12:38 WIB
Alokasi investasi pas penakluk inflasi
ILUSTRASI. Warga Manila berbelanja menjelang perayaan Natal tahun 2020.


Reporter: Wahyu Satriani, Dina Farisah |

JAKARTA. Siap siaga selalu menjaga dana investasi Anda dari gerogotan tren lonjakan inflasi. Maklum, inflasi atau kenaikan harga barang adalah musuh investor karena menggerus nilai uang.

Sebagai catatan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi Maret 2013 sebesar 0,63%. Setahun terakhir hingga Maret lalu, inflasi mencapai 5,9%. Padahal, pemerintah dan sejumlah ekonom memproyeksikan inflasi tahun ini sekitar 4,9%.

Nah, dampak kenaikan inflasi ini akan mempengaruhi imbal hasil investasi. Oleh karena itu, siapkan strategi racik ulang portofolio andalan di tengah tren kenaikan inflasi.

Direktur Emco Asset Management, Hans Kwee mengatakan, tekanan inflasi sepanjang tiga bulan pertama tahun ini berpotensi besar melemaskan pasar saham. Sebab, kenaikan inflasi menjadi alasan Bank Indonesia (BI) menaikkan bunga acuan (BI rate). Ujungnya bank menaikkan bunga kredit. "Biasanya kenaikan BI rate berkorelasi negatif dengan IHSG," ujar Hans, kemarin.

Dalam kondisi semacam ini, Hans menyarankan,sebaiknya investor mengamankan sebagian dana di reksadana pasar uang. Investor juga bisa mengalokasikan dana untuk membeli saham karena potensi indeks naik masih ada. "Tapi sebagian lagi dana sebaiknya dipegang dalam bentuk cash dulu," papar Hans

Head of Investment Division BNI Asset Management, Abdullah Umar Baswedan menambahkan, untuk rencana investasi jangka panjang, investor bisa memilih instrumen ekuitas, seperti reksadana saham atau reksadana campuran. Sedangkan, dalam jangka menengah dan pendek, sebaiknya masuk di instrumen yang lebih aman.

Bagi investor konservatif bisa mengambil lebih banyak reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap. Sedangkan, bagi investor moderat, bisa memperbanyak reksadana pendapatan tetap dan sedikit reksadana campuran. "Adapun investor agresif bisa lebih banyak menaruh portofolio di reksadana campuran dan reksadana saham," kata Abdullah.

Menurut dia, dalam menentukan pilihan investasi, yang terpenting adalah tujuan berinvestasi. Kalau memang tujuan sudah ditentukan dengan jelas, investor belum perlu rebalancing.

Head of Investment PT CIMB Principal Asset Management, Fadlul Imansyah menambahkan, reksadana saham racikan CIMB menyiasati tekanan inflasi dengan menempatkan dana kelolaan ke sektor saham yang tak sensitif dengan kenaikan bunga, seperti infrastruktur, semen dan energi. Cara ini bertujuan agar bisa memberi return maksimal ke investor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×