Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memerah di tengah jatuhnya bursa saham Asia perdagangan Rabu (20/4). Mengacu data RTI menunjukkan indeks tergelincir 0,11% atau 5,334 poin ke level 4.876,59.
Tercatat 155 saham bergerak naik, 124 saham turun, dan 94 saham stagnan. Perdagangan hari ini melibatkan 6,38 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,68 triliun.
Empat dari enam indeks sektoral memerah, menyeret IHSG. Sektor barang konsumsi turun 1,62%, manufaktur turun 1,03%, dan infrastruktur 0,99%.
Sementara, enam sektor lainnya menghijau antara lain, konstruksi naik 1,24%, keuangan naik 1,11%, dan industri dasar naik 0,51%.
Meski memerah, aksi beli asing mewarnai perdagangan. Di pasar reguler, net buy asing Rp 298,721 miliar dan net buy asing keseluruhan perdagangan Rp 194,061 miliar.
Saham-saham yang masuk top losers LQ45 antara lain; PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) turun 4,07% ke Rp 95.350, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) turun 2,59% ke Rp 6.575, dan PT Matahari Putrsa Prima Tbk (MPPA) turun 1,85% ke Rp 1.590.
Saham-saham yang masuk top gainers LQ45 antara lain; PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) naik 4,33% ke Rp 2.170, PT Tambang Batubara Tbk (PTBA) naik 3,75% ke 7.600, dan PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) naik 3,20% ke Rp 10.475.
"IHSG bergerak melemah tipis seiring dengan sebagian investor yang memanfaatkan untuk melakukan aksi ambil untung setelah saham-saham di dalam negeri bergerak menguat pada perdagangan hari sebelumnya (Selasa, 19/4)," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada dikutip dari Antara.
Di sisi lain, Bursa saham Asia jatuh dari level tertinggi empat bulan dan indeks saham berjangka AS turun karena saham China anjlok ke level terendah sejak Februari dan minyak pun tenggelam kembali ke bawah US$ 40 per barel. Dollar Australia dan Selandia Baru melemah dari tingkat terkuat sejak Juni.
Indeks MSCI Asia Pacific turun 0,2 % pada 15:01 di Tokyo, Rabu (20/4) setelah reli sebelumnya sebanyak 0,8 %. Indeks Shanghai Composite anjlok 4 % dan minyak mentah turun lebih dari 2 %, dengan yang terakhir meluncur setelah pekerja Kuwait mengatakan mereka akan mengakhiri mogok.
Selama sebulan ini, bursa global telah reli seiring data menunjukkan stabilisasi pertumbuhan China, perusahaan AS yang melaporkan laba yang lebih baik dari perkiraan, dan Federal Reserve mengisyaratkan tidak terburu-buru menaikkan suku bunga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News