kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.886.000   2.000   0,11%
  • USD/IDR 16.587   23,00   0,14%
  • IDX 6.939   105,70   1,55%
  • KOMPAS100 1.004   17,27   1,75%
  • LQ45 779   13,68   1,79%
  • ISSI 220   2,19   1,00%
  • IDX30 404   6,91   1,74%
  • IDXHIDIV20 476   8,81   1,89%
  • IDX80 113   1,66   1,49%
  • IDXV30 116   1,49   1,30%
  • IDXQ30 132   2,73   2,11%

Aksi jual mewarnai pasar obligasi sekunder


Jumat, 30 Maret 2012 / 11:07 WIB
Aksi jual mewarnai pasar obligasi sekunder
ILUSTRASI. Luksemburg vs Portugal di Kualifikasi Piala Dunia: Rintangan baru Tim Selecao


Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Aksi jual investor meramaikan pasar sekunder obligasi. Data Penerima Laporan Transaksi Efek (PLTE) di Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai akhir perdagangan Kamis (29/3), mencatatkan kenaikan volume transaksi perdagangan untuk obligasi sebesar 43,9%. Volume transaksi itu meliputi obligasi pemerintah maupun obligasi korporasi.

Berlawanan dengan volume perdagangan, posisi frekuensi perdagangan kemarin cenderung turun 12,4% dari 421 transaksi menjadi 369 transaksi.

Sedangkan harga obligasi secara umum yang terlihat dari Indeks Inter Dealer Market Association (IDMA) masih memperlihatkan pelemahan ke posisi 110,50, melemah tipis 4 basis poin (bps) dari 110,54 di hari sebelumnya.

Menurut Corporate Secretary Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Tumpal Sihombing, peningkatan total volume terjadi seiring dengan koreksi harga obligasi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pada perdagangan kemarin pasar obligasi domestik mengalami tekanan jual.

Dia menguraikan, obligasi seri SR-004 masih menjadi obligasi pemerintah teraktif yang ditransaksikan dengan total volume Rp 794 milliar dan frekuensi sebesar 82 kali transaksi. Sedangkan obligasi Subordinasi II Bank Permata Tahun 2011(BNLI02SB) yang memiliki rating idAA-, TTM 6,25tahun dan kupon 11,0% menjadi obligasi korporasi teraktif dengan total volume Rp 43milliar dan 13 kali transaksi.

Harga masih sideways

Melihat perkembangan sepekan ini, Analis Mega Capital Indonesia Ariawan memprediksi, selama pekan mendatang, harga obligasi pemerintah masih cenderung bergerak sideways. Aksi mengamankan posisi terlihat dari banyaknya aksi beli pada surat utang negara (SUN) yang bertenor pendek dan banyak menjual obligasi bertenor panjang. Sebagai contoh, harga seri benhmark FR0062 bertenor 30 tahun melemah ke 98,85 dari 99,5 di hari sebelumnya.

Masih dari rilis data IBPA, kemarin (29/3), rata-rata yield obligasi pemerintah tenor pendek turun 5,4 bps. Sedangkan rata-rata yield obligasi pemerintah bertenor panjang malah naik 0,9 bps.

Penurunan yield bertenor pendek, menurut Tumpal, mendorong spread yield tenor 2 dan 10 tahun kembali melebar ke kisaran 149 bps setelah sempat menyempit ke kisaran 142 bps. "Turunnya yield di tenor pendek kembali mengindikasikan aksi wait and see pelaku pasar," terang Tumpal.

Oleh karena itu, Ariawan memprediksi obligasi pemerintah akan menurun terbatas dengan peluang penurunan 25 bps-50 bps. "Diharapkan pengumuman inflasi Maret dapat direspon positif oleh pelaku pasar, seiring dengan BI rate yang sepertinya masih dipertahankan Bank Indonesia di level 5,75%," tutur Ariawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×