Reporter: Rashif Usman | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten dari berbagai lintas sektor telah mengumumkan rencana pembelian kembali atau buyback saham pada awal kuartal IV-2025.
Sejumlah emiten yang melakukan aksi korporasi tersebut antara lain, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Jaya Real Property Tbk (JRPT), PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA), PT Jembo Cable Company Tbk (JECC), PT Asuransi Multi Artha Guna (AMAG) dan PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk (MAHA).
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih mengatakan aksi buyback menjadi sentimen positif bagi kenaikan harga saham dalam jangka pendek. Namun, dalam jangka panjang investor perlu mencermati alokasi setelah buyback untuk menilai valuasi suatu saham.
Baca Juga: Aksi Buyback Saham Jadi Sentimen Positif, Cermati Rekomendasi Analis
Ratih juga menjelaskan buyback yang menarik dicermati investor dalam jangka menengah panjang ialah hasil buyback dengan tujuan untuk mengurangi modal disetor atau mengurangi outstanding saham, maka jumlah saham beredar bisa berkurang, free float bisa berkurang, sehingga secara teoritis laba per saham (EPS) bisa naik dan valuasi seperti P/E ratio bisa menjadi lebih murah atau lebih menarik.
"Jadi investor bisa mempertimbangkan secara historis alokasi dana hasil buyback emiten," kata Ratih kepada Kontan, Jumat (24/10).
Dihubungi terpisah, Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer mengungkapkan gelombang buyback yang dilakukan sejumlah emiten di akhir kuartal bisa menjadi salah satu katalis pendorong kinerja.
Aksi tersebut juga mencerminkan upaya manajemen menjaga kepercayaan pasar di tengah volatilitas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan tekanan valuasi yang relatif murah.
Baca Juga: Delapan Emiten Siap Gelar Buyback, Ada BUKA hingga BBCA
"Ini tentunya akan menunjukkan keyakinan perusahaan terhadap prospek bisnisnya sekaligus bisa menahan tekanan jual di market," ucap Miftahul kepada Kontan, Jumat (24/10).
Miftahul juga menerangkan emiten seperti BBCA yang melakukan buyback di saat harga sahamnya tertekan berpotensi memberikan dukungan psikologis sekaligus mendorong kenaikan value.
Senada, Community and Retail Equity Analyst Lead PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Angga Septianus menilai aksi buyback emiten dapat membawa sentimen positif bagi investor.
Baca Juga: Asuransi Multi Artha Guna (AMAG) Siapkan Dana Rp 90 Miliar untuk Buyback Saham
"Artinya emiten punya keyakinan tinggi terhadap emiten tersebut di masa depan secara kinerja," ujar Angga kepada Kontan, Jumat (24/10).
Rekomendasi Saham
Ratih membagikan rekomendasi speculative buy untuk saham HRUM dengan target harga di resistance Rp 1.170 dan support Rp 1.040, lalu speculative buy saham BUKA dengan target harga di resistance Rp 175 dan support Rp 160, serta buy saham BBCA di target harga resistance Rp 8.650 dan support Rp 8.100 per saham.
Sementara itu, Angga melihat valuasi di sektor perbankan menarik terutama BBCA, seiring membaiknya likuiditas. Ia menargetkan harga saham BBCA berada di level Rp 9.000 per saham secara teknikal.
Adapun Miftahul merekomendasikan untuk akumulasi beli saham BBCA di target harga Rp 9.800 dalam jangka waktu 12 bulan ke depan.
Daftar emiten yang menggelar buyback, antara lain:
1. PT Bukalapak.com Tbk (BUKA)
PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) akan melanjutkan aksi buyback tanpa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di tengah kondisi pasar yang berfluktuasi signifikan.
Baca Juga: Bukalapak (BUKA) Lanjutkan Buyback Saham, Siapkan Dana Rp 420,79 Miliar
Sebelumnya, BUKA telah menuntaskan buyback pada 7 Juli 2025–6 Oktober 2025. Dari pelaksanaan buyback itu, BUKA masih punya sisa dana Rp 420,79 miliar.
Buyback saham akan dilakukan baik secara bertahap maupun sekaligus, dan diselesaikan paling lambat tiga bulan terhitung sejak tanggal 24 Oktober 2025 sampai dengan 23 Januari 2026. Sekadar mengingatkan, emiten teknologi menyiapkan anggaran Rp 1,13 triliun
2. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menggelar aksi korporasi berupa buyback dengan dana maksimal Rp 5 triliun. Periode buyback BCA dilakukan pada 22 Oktober 2025 hingga 19 Januari 2026.
Buyback akan dilakukan pada harga yang dianggap baik dan wajar oleh perusahaan dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku, dengan harga buyback maksimum adalah Rp 9.200 per lembar saham.
3. PT Harum Energy Tbk (HRUM)
Emiten di sektor pertambangan, PT Harum Energy Tbk (HRUM) menganggarkan maksimal Rp 837 miliar dari kas internal untuk melaksanakan buyback saham.
Dana tersebut sudah termasuk untuk mendanai biaya transaksi, biaya pedagang perantara dan biaya lainnya yang terkait.
Perkiraan jumlah saham yang akan dibeli kembali oleh HRUM yakni maksimal sebesar 751.793.346 lembar saham atau setara dengan 5,56% dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan.
Baca Juga: Jaya Real Property (JRPT) Siapkan Rp 100 Miliar untuk Buyback Tanpa RUPS
Berdasarkan perkiraan tersebut, dengan nilai nominal Rp 20 per saham, maka jumlah nilai nominal saham yang akan dibeli kembali oleh perusahaan adalah sebesar Rp 15.035.866.921
Buyback saham akan dilaksanakan HRUM selama periode waktu tiga bulan mulai dari 6 Oktober 2025 sampai 2 Januari 2026.
4. PT Jaya Real Property Tbk (JRPT)
Emiten properti, PT Jaya Real Property Tbk (JRPT) akan membeli kembali maksimal 116,27 juta saham. Ini setara dengan 0,9% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor.
Untuk bisa melancarkan aksi tersebut, JRPT menyiapkan anggaran sebesar Rp 100 miliar. Manajemen JPRT memastikan dana itu diperoleh dari aktivitas operasional.
Sesuai dengan ketentuan, buyback saham ini akan dilakukan paling lama tiga bulan setelah tanggal penyampaian keterbukaan informasi, yaitu 13 Oktober 2025–12 Januari 2026.
5. PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA)
Emiten produsen keramik, PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) siap melakukan buyback dengan jumlah maksimal Rp 50 miliar. Pembelian kembali saham akan dilakukan pada harga yang lebih rendah atau sama dengan harga transaksi yang terjadi sebelumnya.
Baca Juga: Harum Energy (HRUM) Gelontorkan Rp 837 Miliar untuk Buyback Saham
Pelaksanaan pembelian kembali saham akan dilaksanakan dalam jangka waktu tiga bulan setelah tanggal penyampaian Keterbukaan Informasi yaitu dari tanggal 24 Oktober 2025 sampai dengan 23 Januari 2026.
6. PT Jembo Cable Company Tbk (JECC)
PT Jembo Cable Company Tbk (JECC) menganggarkan dana sebanyak Rp 29,43 miliar untuk buyback. Perkiraan nilai buyback direncanakan senilai 49.050.000 lembar saham atau senilai 6,48% kepemilikan saham Fujikura Asia Limited.
Penyelenggaraan aksi korporasi itu dilakukan secara bertahap dengan perkiraan jadwal dari tanggal 23 Oktober 2025 sampai dengan 5 Desember 2025.
7. PT Asuransi Multi Artha Guna (AMAG)
PT Asuransi Multi Artha Guna (AMAG) menyiapkan dana buyback senilai Rp 90,15 miliar dan perkiraan jumlah nilai nominal seluruh saham yang akan di-buyback maksimal sebesar Rp 23.719.406.400 atau 237.194.064 saham.
Baca Juga: Harum Energy (HRUM) Bakal Buyback Saham, Siapkan Dana Hingga Rp 837 Miliar
AMAG membatasi harga saham untuk buyback saham maksimal sebesar Rp 380 atau harga yang dianggap baik dan wajar oleh direksi. Adapun perkiraan jadwal pelaksanaan buyback adalah 23 Oktober 2025 sampai 23 Januari 2026.
8. PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk (MAHA)
PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk (MAHA) menganggarkan Rp 153,68 miliar untuk membeli kembali saham terkait kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan. Perkiraan nilai nominal untuk buyback tidak akan melebihi 10% dari modal disetor dalam perseroan.
Adapun periode buyback saham MAHA akan dilaksanakan mulai 23 Oktober 2025 hingga 16 Maret 2025.
Selanjutnya: Masuknya Manajer Investasi ke Bisnis DPLK Dinilai Membawa Dampak Positif
Menarik Dibaca: 10 Film Horor Neraka yang Bikin Merinding, Wajib Tonton Siksa Neraka
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













