Reporter: Raka Mahesa W | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) berencana melakukan pembelian kembali saham alias buy back dari saham yang beredar di publik. Pembelian tersebut dilakukan satu hari setelah mendapat persetujuan dari rapat umum pemegang saham (RUPS) pada Kamis 19 Mei 2011. Dengan masa pembelian selama 18 bulan.
Rencana ini adalah pembelian kembali saham tahap IV, sebelumnya pada periode Desember 2005 hingga Juni 2008 TLKM telah melakukan pembelian kembali saham, dalam program pembelian saham kembali I,II dan III. Kali ini Manajemen TLKM berencana membeli kembali saham maksimal sebanyak 2,07% dari seluruh jumlah saham seri B yang telah dikeluarkan perseroan, atau maksimal sebanyak 490,57 juta saham seri B. Dana yang disediakan maksimal sejumlah Rp 3 triliun.
Dengan pembelian kembali saham ini, maka jumlah saham yang beredar akan berkurang. Per 31 Desember 2010 jumlah saham yang beredar sebanyak 19,67 miliar saham. Jika buy back dilakukan maka jumlah saham yang beredar menjadi 19,26 miliar saham. Selain perubahan tersebut, jumlah aset dan ekuitas juga akan berkurang. Per 31 Desember 2010 jumlah aset mencapai Rp 99,78 triliun akan berkurang menjadai Rp 96,67 triliun. Sedang ekuitas dari Rp 44,42 triliun menjadi Rp 41,33 triliun.
Menurut manajemen TLKM pelaksanaan pembelian kembali saham ini akan meningkatkan earning per share (EPS) dan return on equity (ROE).
Chandra Pasaribu, Analis Danareksa Sekuritas menilai EPS memang akan meningkat karena saham yang dibeli akan disimpan sebagai treasury stock. Artinya jumlah saham yang beredar akan berkurang dari sebelumnya. Maka jumlah saham sebagai bilangan pembagi untuk menghitung EPS akan berkurang. Jika dihitung dengan asumsi laba bersih yang sama, maka EPS akan mengalami kenaikan. “Namun kenaikan EPS hanya akan sedikit terasa, karena buy back dalam jumlah kecil,” kata Chandra, Selasa (19/4).
Manajemen TLKM dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut, tujuan dari pembelian kembali saham ini adalah untuk meningkatkan manajemen pemodalan perseroan. Sementara, Satrio Utomo, Head of Research di PT Universal Broker Indonesia menilai tujuan dari aksi ini adalah untuk mencegah terus turunnya nilai saham. "Buy back dilakukan ketika emiten merasa harga sahamnya under value,” kata Satrio, Selasa (19/4).
Namun menurutnya aksi ini hanya akan berpengaruh sesaat kepada harga saham TLKM. "Kalau kinerja perusahaannya jelek. Harga saham akan turun lagi seperti sebelum-sebelumnya," kata dia. Apalagi dia menghitung dengan dana yang disediakan dan target saham yang akan diserap, maka harga buy back TLKM tidak akan lebih dari Rp 7.200 per saham. Belum lagi, buy back hanya bisa dilakukan dengan harga pembelian lebih rendah atau sama dengan harga perdagangan sebelumnya.
Chandra menghitung, dengan aksi ini proyeksinya untuk target harga saham TLKM tetap tak berubah di Rp 8.000 per saham. Sebab secara fundamental aksi tersebut tidak mempengaruhi kinerja TLKM.
Secara teknikal Satrio menghitung harga saham TLKM masih bisa mencapai Rp 7.850 per saham. Kemarin harga saham TLKM senilai Rp 7.650 per saham, naik 4,08% dari hari sebelumnya. "Saat market aware dalam menghitung dana yang tersedia dan membaginya dengan target pembelian kembali saham, harga akan kembali turun," kata Satrio.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
