kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Aksi Borong Hedge Fund Dongkrak Harga BUMI


Rabu, 26 November 2008 / 08:18 WIB
Aksi Borong Hedge Fund Dongkrak Harga BUMI


Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga saham PT Bumi Resources Tk (BUMI) kembali unjuk gigi. Kemarin, harga saham produsen batubara terbesar di Indonesia ini, untuk pertama kalinya naik dalam dua bulan terakhir. Beberapa institusi pengelola dana asing atau hedge fund memborong saham BUMI karena menilai harganya sudah kelewat murah.

Sejak perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) buka, para investor memburu saham BUMI. Sehingga, harganya melonjak 19,72% ke level Rp 850 per saham. Di pasar negosiasi, harga saham ini mencapai Rp 950. Alhasil, saham ini terkena auto rejection batas atas 20%. Padahal, sudah tiga pekan ini, harga saham anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) ini selalu anjlok ke batas bawah auto rejection sebesar 10%.

Berdasarkan data Bloomberg, tiga broker asing yaitu CLSA Indonesia, CIMB-GK Securities, dan Phillip Securities membukukan nilai beli bersih terbesar saham BUMI. Seorang pelaku pasar membisikkan, beberapa hedge fund mulai mengoleksi saham BUMI melalui broker asing tersebut.

Bloomberg juga melaporkan, George Soros, dan dua hedge fund yang berbasis di Amerika Serikat (AS), yaitu Citadel Investment Group LLC dan T. Rowe Price Group Inc. sedang mengumpulkan saham-saham produsen batubara, termasuk saham Bumi.

Mastono Ali, Analis Valbury Asia Securities, mengatakan, berbagai spekulasi itu mendongkrak harga saham BUMI. Selain Soros, beberapa peminat BUMI sebelumnya yaitu Tata Group, Putera Sampoerna, Artha Graha, dan Grup Djarum kabarnya memborong saham tersebut melalui lantai bursa. Saham BUMI juga menjadi ajang spekulasi menjelang batas waktu kesepakatan akuisisi 35% saham BUMI oleh Northstar Pacific Partners, akhir pekan ini.

Nah, mendekati masa akhir, transaksi penjualan 35% saham Bumi antara PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dan Northstar, terancam batal. Sebab, PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) akhirnya menyatakan mundur dari Konsorsium Northstar selaku calon pembeli Bumi.  PTBA mundur dari calon penawar Bumi karena melihat transaksi ini akan merugikan perusahaan tambang milik negara itu. "Kalau ikut, bakal banyak proyek kami yang terancam dan utang meningkat," kata Direktur Utama Bukit Asam Sukrisno, kemarin.

BNBR minta naik harga

Sukrisno antara lain menyoroti kesepakatan harga akuisisi, yakni Rp 2.068 per saham. Dengan harga saham BUMI saat ini, bedanya sungguh jauh. "Saya khawatir nanti diminta pertanggungjawaban karena kami BUMN," imbuhnya.

Kendati selisih harganya makin jauh, BNBR malah meminta calon pembelinya menaikkan harga beli. "Kami mundur karena BNBR minta kenaikan harga," kata Direktur Keuangan Bukit Asam Dono Boestami.

Nah, selanjutnya, kata Sukrisno, Northstar akan jalan sendiri dalam akuisisi BUMI senilai US$ 1,3 miliar. "Tapi jumlahnya pasti tak sampai 35%," imbuh dia. Sebab saat ini, BNBR hanya punya 7,14% saham BUMI. Sisanya tersebar menjadi jaminan utang di berbagai kreditur dan broker.

Direktur BNBR Dileep Srivastava enggan menyebutkan jumlah saham BUMI yang sudah di tangan dan nasib kesepakatan dengan Northstar tersebut. "Kami akan menyampaikan ke publik pada saatnya nanti," katanya.

Sedangkan pemilik Northstar, Patrick Walujo, juga tak bisa memastikan apakah ia akan mampu meraup 35% saham BUMI. "Saya sedang rapat, tidak mau komentar," katanya singkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×