kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.462.000   9.000   0,37%
  • USD/IDR 16.663   -15,00   -0,09%
  • IDX 8.660   40,02   0,46%
  • KOMPAS100 1.192   10,20   0,86%
  • LQ45 848   1,27   0,15%
  • ISSI 313   2,80   0,90%
  • IDX30 434   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 501   -0,35   -0,07%
  • IDX80 134   1,11   0,84%
  • IDXV30 138   1,59   1,16%
  • IDXQ30 138   -0,09   -0,07%

Akhir tahun, kupon obligasi korporasi akan turun


Senin, 31 Agustus 2015 / 22:10 WIB
Akhir tahun, kupon obligasi korporasi akan turun


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Sejak awal tahun, kupon obligasi korporasi memang sudah terangkat.

Analis memprediksi, kupon obligasi akan menyusut tipis di pengujung tahun 2015 seiring membaiknya fundamental ekonomi dalam negeri.

Lihat saja rata-rata yield obligasi korporasi atau Indobex Corporate Effective Yield yang tercatat naik 2,3% ketimbang akhir tahun 2014 menjadi 10,44%.

Melemahnya nilai tukar rupiah di hadapan dollar Amerika Serikat (AS) memang menggerus pasar obligasi.

Walhasil, imbal hasil obligasi korporasi pun terkerek seiring dengan terangkatnya yield SUN.

Saat harga obligasi turun, yield SUN akan naik. Sebaliknya, apabila harga obligasi melesat, yield SUN akan menyusut.

Menurut analis Millenium Capital Management Desmon Silitonga , hingga akhir tahun 2015, kupon obligasi bertenor satu tahun dengan rating idAAA (Triple A) akan turun tipis di level 8,5%.

Sebagai perbandingan, obligasi I Bank UOB tahun 2015 seri A tenor satu tahun yang terbit pada 1 April 2015 memberikan kupon 8,6% - 9% per tahun.

“Sentimennya akan membaik sedikit di akhir tahun. Setelah ada kejelasan mengenai rencana kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Sentral Amerika Serikat,” jelasnya.

Selain itu, pasar obligasi domestik juga akan pulih seiring percepatan realisasi anggaran belanja pemerintah. Target inflasi 2015 yang dipatok 4% (±1%) besar peluang akan terwujud.

Membaiknya fundamental makro ekonomi dalam negeri akan menjadi katalis positif bagi nilai tukar rupiah. Ujungnya, harga obligasi akan naik dan menyeret yield surat utang tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×