Reporter: Andri Indradie | Editor: Test Test
JAKARTA. Menjelang akhir tahun, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) akan mengakuisisi PT Yodya Karya. Direktur Utama Bintang Perbowo mengatakan, WIKA sudah menyiapkan dana khusus untuk menuntaskan proses tersebut. "Namun, bukan akuisisi. Lebih tepatnya, inbreng atau regrouping." katanya Jumat (26/9) kepada KONTAN.
Sayang, Bintang enggan mengatakan secara rinci rencana tersebut, termasuk jumlah dana yang disediakan. "Yang jelas, kami siap menjadi mitra dalam rangka mendukung restrukturisasi PT Yodya Karya," katanya.
Yodya adalah salah satu perusahaan pelat merah yang masuk ke dalam agenda privatisasi 34 Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Nah, meskipun pembahasan Yodya masih tertahan di Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), namun Bintang menyatakan, WIKA sudah diminta pihak kementerian untuk menjadi mitra regrouping dengan Yodya.
Bintang menambahkan, selain Wika ada tiga BUMN lain yang mendapat tugas serupa. Kata Bintang, PT Pembangunan Perumahan akan regrouping dengan PT Brantas Abipraya dan PT Istaka Karya, PT Waskita Karya akan regrouping dengan PT Bina Karya dan PT Amarta Karya, dan terakhir, PT Adhi Karya diminta regrouping dengan PT Virama Karya. "Tentu saja harus menunggu izin dari DPR terlebih dahulu," ujarnya.
Sebagai tambahan informasi, saat ini pemerintah mengempit 100% saham Yodya. Adapun menurut data yang diperoleh KONTAN, pemerintah berencana akan melepas maksimal 100% saham Yodya dengan metode inbreng atau diakuisisi oleh BUMN sejenis. Pasalnya, skala usaha Yodya masih tergolong kecil, sehingga menyulitkan memperoleh kontrak bernilai besar. Selain itu, tujuan privatisasi Yodya adalah perbaikan kinerja keuangan dalam rangka persaingan bisnis akhir-akhir ini.
Tahun lalu, pendapatan Yodya mencapai Rp 85,17 miliar dengan laba bersih sebesar Rp 1,65 miliar. Tahun ini, Yodya memproyeksikan dapat memperoleh kontrak sebesar Rp 74 miliar dan berproduksi hingga Rp 56 miliar. Sedangkan target laba bersih Yodya tahun ini diharapkan mencapai Rp 1,75 miliar. Nah, paska inbreng, pada tahun 2012 diharapkan Yodya sudah bisa menghasilkan laba bersih hingga Rp 2,7 miliar.
Namun, hingga kini pembahasan privatisasi Yodya ini masih tertahan di DPR. Menurut rencana, pembahasan ini akan dilanjutkan seusai hari raya Idul Fitri pada bulan depan.