Reporter: Hasbi Maulana, Kenia Intan | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kamis (5/3) saham LPPF (Matahari Department Store Tbk) ditutup memerah. Saat bursa menutup hari perdagangan, saham LPPF persis di harga penutupan Rp 2.980 per saham.
Dibandingkan dengan penutupan Rabu (4/3), harga saham LPPF turun 7,17% dari Rp 3.210. Saham LPPF dibuka sama dengan harga penutupan sehari sebelumnya, tepatnya pada harga Rp 3.210 per saham.
Mencatatkan harga tertinggi Rp 3.210 dan harga terendah Rp 2.960, saham LPPF ditutup Rp 230 per saham dalam sehari.
Baca Juga: Hore, laba bersih Matahari Department Store (LPPF) melonjak 24% jadi Rp 1,37 triliun
Pada saat penutupan, harga bid Rp 2.970 per saham. Di lain sisi, harga offer terendah di Rp 2.980 per saham.
Kalau dihitung sejak 7 hari yang lalu (27 Februari 2020), harga saham LPPF hari ini turun 3,25 % dibanding harga saat itu (Rp 3.080).
Begitu pula, jika kita hitung sejak 30 hari yang lalu (5 Februari 2020), harga saham emiten ini turun 5,70%, dari semula (Rp 3.160).
Adapun sejak setahun lalu (5 Maret 2019) harga saham LPPF turun 30,37% dari harga saat itu (Rp 4.280).
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total nilai transaksi saham LPPF mencapai Rp 104,50 miliar, sedangkan volume saham yang ditransaksikan mencapai 347.847 lot.
Baca Juga: Incar saham pembagi dividen? Pantau daftar ini, hitung dividend yield-nya!
Dengan earning per share (EPS) alias laba bersih per saham Rp 564, maka price to earning ratio (PER) saham ini 5,28 kali. Adapun price to book value-nya (PBV) 4,97 kali.
Manajemen PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) akan mengusulkan dividen tunai senilai 30% saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) mendatang.
Asal tahu saja perusahaan dengan kode emiten LPPF itu mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,37 triliun sepanjang 2019.
"Latar belakang dari keputusan 30% dividen ini adalah adanya sejumlah inisiatif transformasi yang dibutuhkan untuk memulihkan Matahari secara penuh dan juga adanya ketidakpastian atas dampak covid-19," kata CEO Matahari Department Store Terry O’Connor dalam keterbukaan informasi, Rabu (4/3).
Baca Juga: Recurring income kuat, emiten ini dipandang stabil meski hadapi tantangan ekonomi
Dia menambahkan, rasio pembayaran dividen ini tetap menunjukkan komitmen Matahari terhadap investor jangka panjang dan juga keyakinan atas kemampuan Matahari atas keberhasilan program-programnya.
Sesuai ketentuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pembayaran dividen akan dilakukan maksimal satu bulan setelah RUPS.
Sekadar informasi, laba bersih perusahaan dengan 167 gerai itu naik 24,54% dari tahun 2018 yang sebesar Rp 1,1 triliun menjadi Rp 1,37 triliun.
Laba ini ditopang oleh pos keuntungan lainnya yang tumbuh signifikan 294,16% menjadi Rp 27 miliar.
Selain itu, laba juga didorong oleh tidak adanya kerugian atas penurunan nilai investasi pada instrumen ekuitas.
Padahal, tahun sebelumnya pos ini menyeret kinerja keuangan LPPF dengan kerugian hingga Rp 769,77 miliar.
Baca Juga: Recurring income kuat, emiten ini dipandang stabil meski hadapi tantangan ekonomi
Sebagai gambaran, sepanjang tahun 2019 pendapatan LPPF naik tipis 0,29%, dari tahun sebelumnya Rp 10,25 triliun menjadi Rp 10,28 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News