Reporter: Hasbi Maulana, Kenia Intan | Editor: Hasbi Maulana
Asal tahu saja perusahaan dengan kode emiten LPPF itu mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,37 triliun sepanjang 2019.
"Latar belakang dari keputusan 30% dividen ini adalah adanya sejumlah inisiatif transformasi yang dibutuhkan untuk memulihkan Matahari secara penuh dan juga adanya ketidakpastian atas dampak covid-19," kata CEO Matahari Department Store Terry O’Connor dalam keterbukaan informasi, Rabu (4/3).
Baca Juga: Recurring income kuat, emiten ini dipandang stabil meski hadapi tantangan ekonomi
Dia menambahkan, rasio pembayaran dividen ini tetap menunjukkan komitmen Matahari terhadap investor jangka panjang dan juga keyakinan atas kemampuan Matahari atas keberhasilan program-programnya.
Sesuai ketentuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pembayaran dividen akan dilakukan maksimal satu bulan setelah RUPS.
Sekadar informasi, laba bersih perusahaan dengan 167 gerai itu naik 24,54% dari tahun 2018 yang sebesar Rp 1,1 triliun menjadi Rp 1,37 triliun.
Laba ini ditopang oleh pos keuntungan lainnya yang tumbuh signifikan 294,16% menjadi Rp 27 miliar.
Selain itu, laba juga didorong oleh tidak adanya kerugian atas penurunan nilai investasi pada instrumen ekuitas.
Padahal, tahun sebelumnya pos ini menyeret kinerja keuangan LPPF dengan kerugian hingga Rp 769,77 miliar.
Baca Juga: Recurring income kuat, emiten ini dipandang stabil meski hadapi tantangan ekonomi
Sebagai gambaran, sepanjang tahun 2019 pendapatan LPPF naik tipis 0,29%, dari tahun sebelumnya Rp 10,25 triliun menjadi Rp 10,28 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News