Reporter: Kenia Intan | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan daya beli yang menghantui perusahaan ritel di tahun lalu ternyata tak berpengaruh signifikan kepada kinerja PT Matahari Department Store Tbk. Buktinya, anak usaha Lippo Group ini berhasil menorehkan keuntungan yang cukup besar di tahun 2019.
Berdasarkan laporan keuangan Matahari Department Store, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat Rp 1,37 triliun. Jumlah ini naik 24,54% dibanding periode yang sama tahun 2018 yang sebesar Rp 1,1 triliun.
Laba perusahaan yang memiliki kode emiten LPPF ini, ditopang oleh pos keuntungan lainnya yang tumbuh 294,16% secara tahunan, dari sebelumnya Rp 6,85 miliar menjadi Rp 27 miliar.
Selain itu, sepanjang tahun 2019. Matahari Department Store tidak dicatatkan pos kerugian atas penurunan nilai investasi pada instrumen ekuitas. Padahal tahun sebelumnya, pos ini menjadi pemberat kinerja keuangan LPPF karena terdapat kerugian hingga Rp 769,77 miliar.
Baca Juga: Diselimuti sentimen negatif, simak rekomendasi analis untuk saham emiten ritel
Baca Juga: Usai buyback harga saham Matahari Department Store (LPPF) terus turun, kenapa?
Berkat kedua pos itu, laba operasional LPPF naik 14,01% menjadi Rp 1,79 triliun, dari tahun sebelumnya Rp 1,57 triliun. Laba operasional yang naik turut mengerek laba sebelum pajak penghasilan yang menjadi Rp 1,76 triliun dari sebelumnya Rp 1,57 triliun.
Padahal, di saat yang sama, pendapatan Matahari Department Store sepanjang 2019 hanya naik tipis 0,29% menjadi Rp 10,28 triliun dari sebelumnya Rp 10,25 triliun.
Pendapatan tersebut masih didominasi oleh penjualan eceran yang capai 63,81% atau setara Rp 6,56 triliun. Sisanya, dikontribusikan dari penjualan konsinyasi - bersih sebanyak Rp 3,59 triliun dan pendapatan jasa senilai Rp 124,42 miliar.
Adapun di tahun 2019, aset LPPF susut 3,97% menjadi Rp 4,83 triliun dari sebelumnya Rp 5,03 triliun. Liabilitas perusahaan pun turun 4,03% menjadi Rp 3,09 triliun dari sebelumnya Rp 3,22 triliun. Sedangkan ekuitasnya juga koreksi 2,85% menjadi Rp 1,75 triliun dari sebelumnya Rp 1,8 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News