Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi
PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) juga menilai holding rumah sakit BUMN tidak menjadi ancaman bagi rumahsakit swasta. Menurutnya, baik rumahsakit BUMN maupun swasta bisa berdampingan melayani kebutuhan masyarakat.
"Indonesia masih butuh tempat tidur rumahsakit lebih banyak lagi. Pertumbuhan rumah sakit baik swasta maupun pemerintah masih sangat dibutuhkan ke depannya," kata Investor Relations PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) Aditya Wijaya, Kamis (30/1).
Ia menambahkan, MIKA tidak menyiapkan strategi khusus untuk menghadapi holding ini. Menurut Aditya, sebagai rumahsakit hal yang paling penting adalah kualitas layanan medis, kebersihan rumahsakit, serta kecepatan pelayanan. Selama bisa mempertahankan ketiga hal itu, ia yakin pasien akan senang dan loyal.
Hingga awal Januari 2020, MIKA mengelola total 24 rumahsakit. Sepanjang tahun 2019 MIKA telah menambah empat rumahsakit baru dan mengonversi dua rumahsakit sehingga bisa menerima pasien BPJS Kesehatan.
Baca Juga: Pendapatan capai Rp 5 triliun, Kementerian BUMN bentuk holding rumahsakit
Pada tahun ini MIKA menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 15%. Untuk memuluskan bisnisnya, MIKA menganggarkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 300 miliar.
Sementara itu, hingga kuartal III 2019 SILO mengantongi pendapatan Rp 5,21 triliun naik 18,67% dari periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 4,39 triliun. Laba periode berjalan SILO tercatat Rp 53,81 miliar atau melonjak 457,62% dari kuartal III 2018 sebesar Rp 9,65 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News