kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Akan ada holding rumahsakit BUMN, begini tanggapan emiten RS swasta


Kamis, 30 Januari 2020 / 19:01 WIB
Akan ada holding rumahsakit BUMN, begini tanggapan emiten RS swasta
ILUSTRASI. Rumah Sakit Mitra Keluarga


Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Tohir menyatakan akan membentuk holding rumahsakit untuk membawahi bisnis rumahsakit milik BUMN. Rencananya, holding akan direalisasikan pada Juni 2020.

Langkah ini perlu diambil supaya BUMN-BUMN lebih fokus pada bisnis utamanya. Pasalnya, menurut Erick Thohir pendapatan rumahsakit BUMN diperkirakan mencapai Rp 5 triliun per tahun secara konsolidasi.

Menanggapi hal ini, emiten rumahsakit Grup Lippo PT Siloam Interanational Hospitals Tbk (SILO) menyambut dengan positif rencana holding rumahsakit BUMN

Baca Juga: Ini daftar BUMN yang memiliki bisnis rumah sakit besar, siapa saja?

"Karena dengan konsolidasi, akan menciptakan group expertise, standarisasi proses, dan yang terpenting improved outcomes," kata Caroline Riady, Wakil Presiden Direktur PT Siloam International Hospitals Tbk ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (30/1).

Ia menambahkan, kebutuhan pelayanan kesehatan di Indonesia besar sekali dan tidak ada satu pihak manapun yang bisa memenuhi kekurangan yang ada.

Hanya dengan Public-Private Partnership yang kuat, kebutuhan masyarakat bisa terlayani dengan baik dan produktivitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia akan bisa maksimal sesuai prioritas yang sudah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo.

PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) juga menilai holding rumah sakit BUMN tidak menjadi ancaman bagi rumahsakit swasta. Menurutnya, baik rumahsakit BUMN maupun swasta bisa berdampingan melayani kebutuhan masyarakat.

"Indonesia masih butuh tempat tidur rumahsakit lebih banyak lagi. Pertumbuhan rumah sakit baik swasta maupun pemerintah masih sangat dibutuhkan ke depannya," kata Investor Relations PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) Aditya Wijaya, Kamis (30/1).

Ia menambahkan, MIKA tidak menyiapkan strategi khusus untuk menghadapi holding ini. Menurut Aditya, sebagai rumahsakit hal yang paling penting adalah kualitas layanan medis, kebersihan rumahsakit, serta kecepatan pelayanan. Selama bisa mempertahankan ketiga hal itu, ia yakin pasien akan senang dan loyal.

Hingga awal Januari 2020, MIKA mengelola total 24 rumahsakit. Sepanjang tahun 2019 MIKA telah menambah empat rumahsakit baru dan mengonversi dua rumahsakit sehingga bisa menerima pasien BPJS Kesehatan.

Baca Juga: Pendapatan capai Rp 5 triliun, Kementerian BUMN bentuk holding rumahsakit

Pada tahun ini MIKA menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 15%. Untuk memuluskan bisnisnya, MIKA menganggarkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 300 miliar.

Sementara itu, hingga kuartal III 2019 SILO mengantongi pendapatan  Rp 5,21 triliun naik 18,67% dari periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 4,39 triliun. Laba periode berjalan SILO tercatat Rp 53,81 miliar atau melonjak 457,62% dari kuartal III 2018 sebesar Rp 9,65 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×