Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Agro Yasa Lestari akan melaksanakan initial public offering (IPO) dengan harga penawaran Rp 100 per saham. Perusahaan yang bergerak dalam bisnis teknik, perdagangan, dan jasa produk-produk Geosynthetics ini menawarkan 258,7 juta saham atau setara 30% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Secara bersamaan, Agro Yasa Lestari juga akan menawarkan pemanis berupa waran seri I sebanyak 206,96 juta atau setara 34,8% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Setiap pemegang lima saham akan mendapatkan empat waran seri I, yang mana setiap warannya dapat ditukarkan dengan satu saham.
Baca Juga: Ini 28 Perusahaan yang akan Menggelar IPO Tahun Depan
Harga pelaksanaan waran seri I adalah sebesar Rp 150. Periode pelaksanaan waran seri I ini dimulai setelah enam bulan sejak waran seri I diterbitkan, terhitung dari 12 Agustus 2020 hingga 11 Februari 2021.
Agro Yasa Lestari telah memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan pada 31 Januari 2020. Oleh karena itu, masa penawaran umum ini berlangsung pada 3-5 Februari 2020. Kemudian, tanggal penjatahan jatuh pada 7 Februari 2020 dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia pada 12 Februari 2020.
Baca Juga: BEI targetkan 78 pencatatan efek di 2020, masih ada 30 perusahaan dalam pipeline IPO
Gerai penawaran umum tersebut berlokasi di PT Adirmitra Jasa Korpora yang beralamat di Rukan Kirana Boutique Office, Jalan Kirana Avenue III Blok F3 No. 5, Kelapa Gading, Jakarta Utara, 14250. Perusahaan tersebut menunjuk PT NH Korindo Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek.
Sebagai informasi, Agro Yasa Lestari menitikberatkan pada lingkup rancangan, pengadaan barang, dan pemasangan produk-produk Geosynthetics.
Baca Juga: Dari 33 daftar di pipeline, tiga emiten sudah melantai di Bursa Efek Indonesia
Sasaran penggunaan Geosynthetics ini adalah untuk menunjang proyek-proyek pemerintah terutama Kementerian Pekerjaan Umum dan BUMN, proyek-proyek swasta, pertambangan dan perminyakan, serta industri terkait lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
