Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan yang bergerak di bidang arsitektur yaitu PT Aesler Grup Internasional Tbk resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (9/4).
Emiten bersandi RONY melaksanakan Penawaran Umum Perdana Saham dengan menawarkan saham baru kepada publik sebanyak 250.000.000 lembar saham atau setara dengan 20% jumlah modal ditempatkan dan disetor.
Baca Juga: BEI masih mengantongi 20 calon emiten dalam pipeline IPO
Jang Rony Yuwono, Presiden Direktur Aesler mengatakan, saham ini dikategorikan sebagai efek Syariah oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Lebih lanjut, Aesler berhasil menghimpun dana sebesar Rp25 miliar. Rincian rencana penggunaannya sebesar 55% bakal dikucurkan untuk pembelian alat seperti komputer untuk real-time rendering dan mesin fit-out, sedangkan 45% sisanya akan digunakan untuk modal kerja RONY.
“Dengan adanya penambahan teknologi yang digunakan, kami berharap dapat bekerja dengan lebih cepat dan efisien, sehingga bisa menghasilkan pendapatan lima kali lebih besar dibandingkan periode sebelumnya,” ujarnya, Kamis (9/3).
Dengan menjadi perusahaan publik, sambungnya, Aesler akan melangkah sebagai perusahaan yang accountable, transparan dan bertanggungjawab kepada seluruh investor, masyarakat dan seluruh stakeholders dalam menjalankan bisnisnya.
Aesler merupakan perusahaan arsitektur pertama yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Ia optimistis, dana yang dihimpun dari masyarakat melalui penawaran umum ini dapat mendorong pertumbuhan dan pengembangan bisnis Aesler sehingga dapat menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Dari kinerja keuangan, RONY berharap bisa mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 67,40% dibandingkan dengan pendapatan pada akhir tahun 2019, dengan diikuti pertumbuhan laba bersih sebesar 38,26%.
Proyeksi pertumbuhan ini sejalan dengan beberapa kontrak baru yang diperoleh Aesler, juga terdapat tambahan pendapatan dari fit out yang akan mulai ditekuni oleh Aesler setelah mendapatkan dana penawaran umum.
Baca Juga: Bakal IPO, perusahaan arsitektur Aesler Grup tawarkan harga Rp 100 per saham
“Kami melihat bahwa terdapat potensi besar pada permintaan high rise building di Indonesia, didukung dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi di Indonesia dan ketersediaan lahan di kota-kota besar,” paparnya dalam keterangan tertulis.
Ia menambahkan, hal tersebut berpengaruh pada meningkatnya permintaan pada kegiatan penyediaan jasa manajemen konstruksi dan kebutuhan penyediaan blueprint untuk pembangunan gedung-gedung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News