kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,22   -10,30   -1.10%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Adu Kuat Kinerja Emiten Tambang BUMN: Antam (ANTM), Bukit Asam (PTBA), & Timah (TINS)


Selasa, 28 Maret 2023 / 13:24 WIB
Adu Kuat Kinerja Emiten Tambang BUMN: Antam (ANTM), Bukit Asam (PTBA), & Timah (TINS)
ILUSTRASI. Dua emiten tambang BUMN membukukan kenaikan laba bersih dan satu emiten melaporkan penurunan laba bersih.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketiga emiten di bawah naungan holding pertambangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sudah melaporkan kinerja tahun 2022. Hasilnya, dua emiten membukukan kenaikan laba bersih dan satu emiten melaporkan penurunan laba bersih.

Dua emiten yang laba bersihnya naik yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Sementara itu, PT Timah Tbk (TINS) harus rela laba bersihnya tergerus sepanjang 2022

Terkini, ada ANTM yang melaporkan kenaikan kinerja dengan membukukan laba bersih Rp 3,82 triliun sepanjang 2022. Jumlah ini melesat 105% dari realisasi laba bersih di periode akhir 2021 yang hanya Rp 1,86 triliun. Konstituen Indeks Kompas100 ini membukukan pendapatan senilai Rp 45,93 triliun, naik 19% dari realisasi pendapatan di 2021 sebesar Rp 38,45 triliun.

Corporate Secretary ANTM Syarif Faisal Alkadrie mengatakan, kinerja ini tidak terlepas dari strategi ANTM memperkuat basis pelanggan di dalam negeri, terutama pemasaran produk-produk emas, bijih nikel dan bauksit. Strategi ini dilakukan di tengah apresiasi positif pertumbuhan penyerapan komoditas logam dasar dan mulia di dalam negeri yang didukung penguatan harga komoditas yang positif.

Baca Juga: Pertamina Hulu Energi, Inalum, Logam Mulia Antam Akan IPO? Begini Prospeknya

Faisal merinci, produk emas menjadi kontributor terbesar dengan proporsi 69% terhadap total penjualan ANTM, dengan nilai penjualan mencapai Rp 31,63 triliun.

Sepanjang 2022, volume penjualan logam emas mencapai 34,97 ton, tumbuh 19% jika dibandingkan capaian penjualan 2021 sebesar 29,39 ton. Atas capaian penjualan emas tersebut, tahun lalu ANTM kembali mencatatkan tingkat penjualan tertinggi produk emas sepanjang sejarah Perusahaan.

Adapun volume produksi emas pada 2022 tercatat 1,27 ton, yang dihasilkan dari tambang emas milik ANTM.

Sementara itu, feronikel merupakan kontributor terbesar kedua penjualan ANTM, dengan kontribusi sebesar Rp 6,85 triliun atau 15% dari total penjualan konsolidasian tahun 2022. Kontribusi penjualan segmen nikel (produk feronikel dan bijih nikel) pada 2022 mencapai Rp 12,03 triliun, tumbuh 12%  dari penjualan 2021 sebesar Rp 10,74 triliun.

Baca Juga: Laba Bersih Aneka Tambang (ANTM) Melesat 105% Sepanjang 2022

Faisal mengatakan, secara umum kondisi volatilitas harga nikel global yang signifikan dipengaruhi dinamika kondisi geopolitik dan ekonomi global serta kebijakan lockdown di kawasan Asia Timur. Sentimen ini turut mempengaruhi tingkat penyerapan produk nikel di pasar ekspor maupun di dalam negeri pada medio triwulan kedua tahun 2022.

“Menyikapi hal tersebut, ANTM memitigasi setiap risiko dan peluang yang ada secara berkesinambungan melalui upaya pengembangan pasar dan diversifikasi pelanggan di dalam maupun di luar negeri,” kata Faisal, Minggu (26/3).

Baca Juga: Holding Tambang Ganti Nama, Pemerintah Kembali Mengalihkan Saham TINS & PTBA

Sama seperti ANTM, PTBA juga berhasil menggandakan kinerjanya sepanjang tahun lalu. Emiten tambang batubara ini membukukan laba bersih sebesar Rp 12,6 triliun atau naik 59% dari tahun sebelumnya yang senilai Rp 7,9 triliun.

Pencapaian laba bersih didukung oleh pendapatan. PTBA membukukan pendapatan sebesar Rp 42,6 triliun atau melonjak 46% dibandingkan 2021 yang sebesar Rp 29,3 triliun.

Ada sejumlah faktor yang turut mendorong kenaikan kinerja emiten pelat merah ini, satu di antaranya kenaikan harga jual rata-rata alias average selling price (ASP).

Baca Juga: Pembenahan Terus Berlanjut, Analis Sebut, Kinerja BUMN Berpotensi Membaik

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PTBA Farida Thamrin mengatakan, realisasi ASP Bukit Asam pada akhir 2022 mencapai Rp 1,3 juta per ton, naik 30% dibandingkan realisasi ASP pada tahun 2021 yang hanya Rp 1 juta per ton. “ASP kami lebih tinggi, bahkan dari rencana target. Jadi memang ada peningkatan  untuk ASP Bukit Asam,” kata Farida, Kamis (9/3).

Kenaikan ASP dibarengi dengan kenaikan volume penjualan. Penjualan batubara PTBA sampai dengan tahun 2022 sebanyak 31,7 juta ton, tumbuh 12% dibanding penjualan pada tahun 2021 yang  hanya sebesar 28,4 juta ton.

Adapun total produksi batubara PTBA pada tahun 2022 mencapai 37,1 juta ton, meningkat 24% dibanding tahun 2021 yakni sebesar 30,04 juta ton.

Baca Juga: Capai Rp22 T, Mind Id Makin Prospektif

Beda nasib dengan ANTM dan PTBA, kinerja TINS mengalami kontraksi sepanjang 2022, yang tercermin dari menurunnya pendapatan dan laba bersih.

TINS membukukan pendapatan senilai Rp 12,50 triliun, menurun 14,4% jika dibandingkan dengan capaian pendapatan di tahun 2021 yang sebesar Rp 14,60 triliun. Dari sisi bottom line, TINS membukukan laba bersih senilai Rp 1,04 triliun, menurun 20,04% dari laba bersih di akhir 2021 yang mencapai Rp 1,30 triliun.

Menyusutnya kinerja TINS tidak terlepas dari menurunnya harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) yang dibarengi dengan terkoreksinya volume penjualan logam timah. Realisasi ASP TINS sepanjang 2022 sebesar US$ 31,474 per metrik ton, menurun 4% dari ASP tahun 2021 sebesar US$ 32,619 per metrik ton.

Sejalan, penjualan logam timah pada 2022 hanya mencapai 20.805 ton, terkoreksi 22% dari realisasi penjualan sepanjang 2021 yang mencapai 26.602  ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×