Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketidakpastian ekonomi global masih tinggi. Safe haven apa yang bisa memberikan cuan terbaik?
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, sebetulnya dolar AS berfungsi sebagai mata uang lindung nilai. Sementara emas berfungsi sebagai asset lindung nilai.
Nah, AS pada kuartal III memiliki kinerja ekonomi yang baik, pengangguran berkurang, inflasi menurun, lowongan pekerjaan bertambah, penjualan meningkat, sehingga orang/investor lebih percaya kepada dolar dibanding mata uang lainnya.
Indeks dolar pun mempertahankan kenaikan baru-baru ini dan diperdagangkan di sekitar 106,7 pada Rabu (1/11). Angka tersebut bergerak mendekati level tertinggi dalam 11 bulan karena investor bersiap untuk keputusan kebijakan moneter Federal Reserve (the Fed).
Baca Juga: Ogah Nyontek Warren Buffett, Ini Cara Robert Kiyosaki Menuai Untung dan Kaya Raya
The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga stabil, tetapi diperkirakan akan mempertahankan biaya pinjaman tetap tinggi untuk beberapa waktu karena perekonomian AS tetap tangguh.
"Kinerja AS juga lebih baik dibandingkan negara-negara besar lainnya dalam beberapa bulan terakhir, sehingga memberikan dorongan terhadap dolar dan imbal hasil treasury," jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (1/11).
Sementara itu, emas menjadi lindung nilai di tengah ketidakpastian geo-politik. Namun harganya terlampau mahal, sehingga tidak terlalu menarik lagi bagi pembeli luar negeri yang mengkonversi emas dengan dolar.
Meski demikian, di pasar spot harga emas kembali turun dari level US$ 2.000 pada awal pekan ini ke ke US$ 1.989/ons troy. Meskipun secara harian, harga emas tercatat naik 0,34% ke US$ 1.989/ons troy pada pukul 20.21 WIB.
Baca Juga: Harga Emas Berpotensi Tembus US$ 2.000 Per Ons Troi, Yen Ikut Diuntungkan
Namun, pada akhir tahun ini diperkirakan harga emas masih akan melemah dengan berada di US$ 1.950/ons troy. "Sebab, dolar AS dan yield treasury yang masih tinggi mengurangi minat pada emas yang tidak memberikan imbal hasil," paparnya.
Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong menilai bahwa harga emas masih akan bertengger di US$ 2.000/ons troy pada akhir tahun. Hanya saja, itu berarti penguatannya tidak akan jauh dari harga sekarang.
Sementara itu, indeks dolar disebut masih berpeluang menguat sekitar 5% hingga akhir tahun. Karenanya, Lukman melihat bahwa hingga akhir tahun ini dolar AS masih menjadi safe haven yang lebih menguntungkan dibandingkan emas.
Baca Juga: Simak Proyeksi Arah Rupiah dan IHSG Usai Suku Bunga BI Naik
Baru pada tahun depan, kata Lukman, dolar AS diperkirakan akan mulai stabil dan terkoreksi terbatas. Ia memproyeksikan, indeks dolar AS akan berada di level 100. "Emas justru berpotensi naik ke US$ 2.100 - US$2.200/ons troy pada tahun depan," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News