Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Geliat diversifikasi yang dilakukan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) ke bisnis non batubara termal semakin lincah. Terbaru, melalui entitas anak usahanya, yakni PT Prima Mineral Investindo, CUAN melakukan pembelian 85% saham PT Silika Saut Jaya pada Senin (11/9).
Adapun PT Prima Mineral Investindo merupakan anak usaha yang baru didirikan CUAN pada Agustus 2023. CUAN memiliki 4.999 saham atau sebesar 99,98% dengan nilai nominal Rp 4,99 miliar pada Prima Mineral Investindo
“Sesuai dengan tujuan awal dari pembentukannya, Prima Mineral Investindo akan menjadi salah satu entitas anak CUAN yang bertindak sebagai holding dari Perusahaan yang bergerak di bidang tambang mineral lainnya, dalam hal ini pasir silika/kuarsa,” tulis Direktur Utama Petrindo Jaya Kreasi Michael, Selasa (12/9).
Setelah dilakukan akuisisi, Prima Mineral Investindo akan menjadi pemegang saham pengendali baru dalam Silika Saut Jaya.
Baca Juga: Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) Caplok Saham Perusahaan Pasir Silika
Adapun Silika Saut Jaya saat ini sedang dalam proses akhir untuk memperoleh persetujuan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk penerbitan izin usaha pertambangan eksplorasi (IUP) pasir silika di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. IUP yang akan diperoleh seluas 461,49 hektare (ha).
Sebelumnya, emiten tambang terafiliasi konglomerat Prajogo Pangestu ini juga telah merambah bisnis mineral emas. Diversifikasi usaha ini dilakukan CUAN melalui anak usahanya, yakni PT Intam.
PT Intam memiliki wilayah konsesi pertambangan emas seluas 18.500 ha di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, bersebelahan dengan dua konsesi emas lainnya di Sumbawa.
Michael mengatakan, masuknya CUAN ke bisnis emas tidak terlepas dari adanya potensi mineral emas sebagai salah satu komoditas pertambangan yang penting dan bernilai tinggi.
Diversifikasi usaha melalui penambangan emas ini merupakan bentuk transformasi perusahaan dalam memperkuat portofolio untuk bisnis yang lebih berkelanjutan.
“Melalui Intam, CUAN berharap dapat memberikan peningkatan kinerja yang substansial sehingga mampu berkontribusi memberikan nilai yang lebih baik bagi pemegang saham, perekonomian Indonesia, dan juga masyarakat sekitar,” kata Michael.
CUAN juga melakukan diversifikasi usaha ke sektor penambangan batubara metalurgi. Diversifikasi ini dilakukan melalui anak usahanya, yaitu PT Daya Bumindo Karunia (DBK). Penambangan batubara metalurgi oleh Daya Bumindo Karunia berlokasi di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah.
Lokasi wilayah pertambangan milik DBK seluas 14.800 hektar ini bersebelahan langsung dengan konsesi batubara milik anak usaha CUAN lainnya, yaitu PT Bara International (BI)
Sepanjang semester I-2023, CUAN membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 169,35 miliar. Realisasi ini naik 14,45% dari laba bersih di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 147,97 miliar. Alhasil, laba bersih per saham CUAN naik menjadi Rp 15,86 dari sebelumnya Rp 15,49.
Baca Juga: Diversifikasi Petrindo Jaya (CUAN), dari Bisnis Emas Hingga Batubara Metalurgi
Kenaikan laba bersih ini sejalan dengan kenaikan pendapatan. CUAN membukukan pendapatan senilai Rp 1,04 triliun atau melesat 72,9% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 601,93 miliar.
Secara rinci, pendapatan CUAN didominasi oleh penjualan ekspor yakni mencapai Rp 858,85 miliar, disusul penjualan batubara ke pasar domestik senilai Rp 182,00 miliar.
Adapun penjualan yang Melebihi 10% dari total pendapatan yakni kepada Flame Asia Resources Pte. Ltd. senilai Rp 428,68 miliar, San Miguel senilai Rp 244,17 miliar, Bulk Trading senilai Rp 185,99 miliar, dan kepada PT Bara Makmur Dwitama senilai Rp 182 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News