Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai kapitalisasi bursa efek dan jumlah emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia semakin banyak. Artinya, ada semakin banyak pilihan saham yang bisa dibidik untuk investasi. Tapi, perusahaan dana pensiun (dapen) belum banyak memanfaatkan pasar saham.
Suheri, Ketua Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) mencatat bahwa saat ini, total alokasi dana dari dapen ke pasar saham baru sekitar 11,9%. Ia berharap beberapa dana pensiun bisa meningkatkan porsi saham menjadi lebih besar ke depannya.
"Sekitar 35% ke pasar saham okelah secara industri, namun masing-masing juga harus disesuaikanlah dengan profil pesertanya. Jika banyak peserta yang masih muda, maka bisa lebih banyak di saham," kata Suheri, Kamis (1/11).
Saat ini, dana kelolaan dapen paling besar adalah di Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 30%, sisanya sebanyak 26% di deposito. Instrumen reksadana bahkan memiliki porsi yang sangat kecil yakni sebesar 6%. Padahal total dana kelolaan dari dapen di asosiasi adalah sebesar Rp 254 triliun.
Suheri mengatakan bahwa saat ini, beberapa dapen memang sudah mengalokasikan sebagian besar dananya ke instrumen saham. Menurut dia, ada satu dapen yang berani mengalokasikan 70% dana kelolaanya di instrumen saham. Dapen Astra mengalokasikan 54% dana kelolaanya di saham.
Beberapa kendala yang menurutnya menjadi penghalang bagi dapen adalah karena kurangnya kepercayaan diri dari beberapa pengelola dana pensiun untuk masuk ke pasar saham. Oleh karena itu, Suheri mengatakan awareness terkait dengan pasar modal semestinya ditingkatkan apalagi dengan return di pasar saham yang cukup tinggi dalam jangka panjang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News