kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Adhi Karya (ADHI) menanti pembayaran dari PT KAI untuk proyek LRT Jabodebek


Minggu, 17 Februari 2019 / 12:41 WIB
Adhi Karya (ADHI) menanti pembayaran dari PT KAI untuk proyek LRT Jabodebek


Reporter: Rezha Hadyan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) berharap PT Kereta Api Indonesia (KAI) bisa kembali melakukan pembayaran proyek Light Rail Transit (LRT) Jakarta Bogor Depok dan Bekasi (Jabodebek) tahap I dalam waktu dekat. Pembayaran tersebut sangat dibutuhkan untuk menjaga arus kas Adhi Karya yang telah menghabiskan dana Rp 12 triliun dari total Rp 27 triliun untuk kebutuhan proyek yang dimulai pada tahun 2015 itu.

Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk Budi Harto berharap pembayaran oleh KAI bisa diterima oleh Adhi Karya pada bulan Maret mendatang sebesar Rp 3 triliun. Dia bilang sebelumnya Adhi Karya telah menerima pembayaran dari KAI sebesar Rp 6,3 triliun. 

“Saat ini masih dalam proses audit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan diharapkan bisa segera rampung,” kata Budi di Jakarta akhir pekan lalu.

Lebih lanjut Budi menjelaskan pembayaran yang diterima oleh Adhi Karya ditentukan berdasarkan seberapa jauh kemajuan pembangunan proyek LRT Jabodebek tahap I. Saat ini kemajuan pembangunan proyek tersebut mencapai 58,3%.

"Kami menggunakan satu konsultan independen dari Jepang yang setiap bulannya menghitung tingkat pengerjaan dan kemudian dikonversi ke dalam rupiah sebelum nanti diserahkan kepada BPKP," ungkap dia.

Walaupun belum menerima pembayaran dari KAI, Budi mengklaim bahwa arus kas Adhi Karya saat ini berada dalam kondisi yang cukup bagus. 

Dia bilang Adhi Karya masih disokong oleh modal kerja yang diberikan oleh pemerintah sebesar Rp 1,5 triliun dalam bentuk penyertaan modal negara (PMN). 

“Pinjaman equity kami sekitar 1,2 triliun, pinjaman kami yang berbasis pada bunga hanya sekitar Rp 7 triliun, batas maksimal rasio utang kami itu 3,5 kali, saat ini rasio utang kami masih 1,1 kali atau masih aman untuk arus kas kami,” ungkap dia.

Asal tahu saja, pembayaran oleh KAI sangat dibutuhkan oleh emiten konstruksi plat merah ini untuk keperluan belanja modal sebesar Rp 4,5 triliun di tahun 2019. Belanja modal tersebut tidak hanya digunakan untuk proyek LRT Jabodebek tahap I saja.

Adhi Karya diketahui pada tahun ini menggarap sejumlah proyek, antara lain proyek tol Solo-Yogyakarta, Sistem Penyedia Air Minum (SPAM) Waduk Karian-Jakarta, Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Marunda, jalur kereta api layang lingkar Jakarta (Elevated Loop Line), dan enam ruas tol dalam kota Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×