kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

ADHI: Pembangunan LRT Jabodebek sudah sangat efisien


Jumat, 15 Februari 2019 / 18:35 WIB
ADHI: Pembangunan LRT Jabodebek sudah sangat efisien


Reporter: Rezha Hadyan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mengklaim pembangunan proyek light rail transit (LRT) Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek) sudah dilakukan secara efisien. Pasalnya biaya yang dikeluarkan untuk proyek LRT Jabodebek jauh lebih rendah dibandingkan dengan proyek LRT yang dibangun di sejumlah negara.

Pernyataan ini sekaligus menampik kritik dari Wakil Presiden Jusuf Kalla yang sebelumnya mengatakan bahwa proyek LRT Jabodebek tidak efisien karena menelan biaya yang besar. Jusuf Kalla juga bilang bahwa LRT Jabodebek yang dibangun melayang alias elevated membuat biaya pembangunannya membengkak hingga sepuluh kali lipat.

Direktur Operasional II Adhi Karya Pundjung Setya Brata mengatakan biaya yang telah dikeluarkan untuk pembangunan LRT Jabodebek Tahap I hanya Rp 673 miliar per kilometer (km) dan sudah termasuk 31 train set yang masing-masing terdiri dari enam kereta. Ia memberikan perbandingan untuk pembangunan LRT di Kanada menelan biaya Rp 688 miliar per km, Pakistan Rp 797 miliar per km, Malaysia Rp 807 miliar per km, Filipina Rp 904 miliar per km, Dubai Rp 1,02 triliun per km, dan termahal ada di Amerika Serikat (AS) Rp 2,19 triliun.

"Untuk pembangunan yang dilakukan secara elevated ini tentunya dengan pertimbangan perkembangan wilayah Jakarta dan menghindari terhambatnya perjalanan karena adanya perlintasan sebidang yang tentunya berpotensi menimbulkan kemacetan akibat terganggunya arus lalu lintas," kata Pundjung di Jakarta, Jumat (15/2).

Selain itu pembangunan LRT Jabodebek secara elevated juga dilakukan dengan tujuan menghindari besarnya masalah pembebasan lahan yang akan menghambat penyelesaian proyek yang menelan biaya Rp 22,8 triliun ini. Saat ini proyek LRT Jabodebek tengah menghadapi masalah pembebasan lahan untuk depo di Bekasi Timur. Diharapkan masalah tersebut bisa dituntaskan pada Maret 2019 mendatang.

Senada dengan Pundjung, Ketua Bidang Advokasi  Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Darmaningtyas menjelaskan bahwa pembangunan proyek LRT di berbagai negara dilakukan dengan mempertimbangkan ketersediaan lahan, kebijakan tata ruang, serta kapasitas angkut. Untuk proyek LRT Jakarta sendiri yang menjadi pertimbangan utama adalah minimnya ketersediaan lahan. “Pembangunan jalur kereta Commuter Line saja diusulkan elevated untuk menghinadari perlintasan sebidang kenapa LRT yang dibangun elevated dipermasalahkan,” kata dia.

Sebagai informasi, saat ini sedang diusulkan proyek upgrade jalur lingkar atau loop line Commuter Line yang membentang dari Jatinegara-Pasar Senen-Kampung Bandan-Tanah-Abang-Manggarai untuk menghindari kemacetan akibat perlintasan sebidang. Proyek tersebut rencananya juga akan digarap oleh Adhi Karya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×