Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Emiten tambang batubara, berusaha mengantisipasi volatilitas harga batubara. Salah caranya dengan melakukan diversifikasi bisnis. Hal ini, dilakukan oleh PT Adro Energy Tbk (ADRO) melalui bisnis pembangkit listrik atau independent power producer (IPP).
David Tendian Direktur ADRO menyatakan saat ini pihaknya sedang melakukan pembangunan pembangkit listrik. Ada dua proyek yang sedang dikerjakan oleh ADRO saat ini.
"Satu ada di Batang progresnya sekitar 30%, dan satu lagi di Kalsel progresnya 70%," kata David usai melakukan Public Expose Marathone di Bursa Efek Indonesia, Selasa (8/8).
Dalam data KONTAN, PLTU Batang, Jawa Tengah memiliki kapasitas 2x1.000 MW dengan kebutuhan 8 juta ton per tahun. Lalu, PLTU berkapasitas 2x100 MW di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan membutuhkan 1 juta ton batubara per tahun.
Saat ini, cadangan batubara ADRO sekitar 1,2 miliar ton dengan produksi tahun 2016 sekitar 52 juta-54 juta ton. "Kedua proyek ini berjalan baik. Ke depan, kami aktif mencari peluang baru," lanjutnya.
Kesempatan-kesempatan baru tersebut, lanjutnya, bukan hanya dari komoditas batubara saja. Namun, pihaknya juga melirik potensi gas, dan energi baru terbarukan. "Kami lihat segala potensi dan kesempatan. Kami juga mencari potensi pembangkit listrik mulut tambang," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News