Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Dessy Rosalina
JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) belum memutuskan untuk menambah kepemilikan saham di PT Bhakti Energi Persada. Sebab, sesuai perjanjian, keputusan tersebut baru bisa ditentukan pada 2021 mendatang.
"Hingga saat ini belum ada perubahan rencana, masih sesuai perjanjian yang akan berakhir pada Mei 2021," jelas Febriati Nadira, Head of Corporate Communication Division ADRO kepada KONTAN belum lama ini.
Adaro mempunyai dua opsi untuk memperbesar kepemilikannya di Bhakti Energi. Opsi pertama dengan memberikan pinjaman konvertibel (convertibel loan) bertenor tiga tahun senilai US$ 500 juta.
Dengan mengucurkan pinjaman ini, Adaro bisa mengkonversikan pinjaman menjadi ekuitias pada akhir masa pinjaman. Besarnya ekuitas yang dikonversi sebesar 51% saham Bhakti. Dengan demikian, perusahaan tambang batubara ini akan menjadi pemegang saham pengendali Bhakti.
Opsi kedua, Adaro bersama PT Persada Capital Investama (PCI), PT Triputra Investindo Arya (TIA) dan ahli waris dari almarhum Winarto mengucurkan pinjaman bertenor tiga tahun. Dengan pinjaman ini, Adaro dan pihak lain tersebut bisa mengakuisisi saham Bhakti Energi sebesar 79,8%.
Manajemen Adaro menilai, opsi kedua ini tidak wajib dilakukan. Pasalnya, opsi kedua ini dirancang untuk meminimalkan risiko yang ditanggung pihaknya. Sebagai informasi, PCI dan TIA dimiliki oleh dua dari lima pemegang saham mayoritas Adaro Energy, yaitu Benny Subianto dan Teddy Rachmat.
Adaro saat ini telah menguasai 10,22% saham Bhakti. Saham ini dibeli dari para pemegang saham minoritas perusahaan yang berdiri 2002 silam. Bhakti Energi memegang sejumlah konsesi batubara termal rendah di Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News