Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Prospek emiten tambang tahun ini cukup menarik seiring dengan kenaikan harga komoditas tambang batubara. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) misalnya, masih cukup optimistis melihat prospek batubara tahun ini.
David Tendian Direktur ADRO menyatakan, outlook industri batubara tahun ini akan lebih baik. Dia berkaca dari kejatuhan harga komoditas ini pada tahun 2012 sampai dengan pertengahan 2016.
"Siklus penurunan waktu itu banyak berdampak negatif terhadap perusahaan batubara," kata David usai melakukan Public Expose Marathone di Bursa Efek Indonesia, Selasa (8/8).
Selama berlangsung 4,5 tahun itu, lanjutnya, banyak perusahaan yang mengira siklus ini hanya sebentar, sekitar satu-dua tahun. "Mereka akhirnya banyak ambil jalan pintas, dan punya dampak negatif terhadap cadangan batubara," lanjutnya.
Hal itu, akhirnya berdampak negatif pada cadangan batubara Nasional. Kementerian ESDM juga sudah ada pembahasan bagaimana caranya cadangan batubara itu bisa bertahan dalam jangka panjang. "Dari sisi outlook industri, saat ini cukup optimistik," kata dia.
Total produksi batubara ADRO mencapai 13,27 million tonnes (Mt) pada kuartal II-2017. Proses tersebut melalui PT Adaro Indonesia, PT Semesta Centramas, PT Laskar Semesta Alam, dan Adaro MetCoal Campanies. Angka ini sedikit meningkat dibandingkan dengan kuartal II-2016 yakni sebesar Rp 13,24 Mt.
Sementara, total produksi batubara ADRO untuk enam bulan pertama 2017, mencapai 25,13 Mt atau turun 3% dari periode yang sama tahun lalu.
Pada kuartal II-2017, ADRO menjual 13,24 Mt barubara atau turun 3% dari kuartal II-2016. Sementara total volume penjualan untuk semester I-2017 yakni 25,27 Mt atau turun 7% dari semester I-2016.
Kinerja bisnis pertambangan ADRO, pada kuartal II-2017 kondisi cuaca diwarnai oleh curah hujan yang lebih tinggi dari biasanya. Sementara alokasi volume penjualan pada semester I-2017 yakni 23% untuk pasar domestik dan 77% untuk pasar ekspor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News