Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri, Sandy Baskoro | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peluang PT Adaro Energy Tbk (ADRO) untuk menguasai tambang batubara milik Rio Tinto yang berada di Australia semakin terbuka. Dalam perkembangan terakhir, ADRO dan EMR Capital telah memperoleh izin dari pemerintah Australia untuk mengakuisisi 80% saham tambang batubara Kestrel milik Rio Tinto.
"Dari pemerintah (Australia) keluar minggu lalu, kami akan terus mempersiapkan kondisi yang lain," kata Direktur ADRO, Moh. Syah Indra Aman, Rabu (30/5). Ia juga mengatakan, saat ini ADRO menyiapkan pendanaan untuk kebutuhan akuisisi tersebut.
ADRO menargetkan financial closing atas transaksi akuisisi tersebut bisa dilakukan kuartal tiga tahun ini. ADRO dan EMR Capital membutuhkan dana US$ 2,25 miliar untuk mengakuisisi tambang yang berlokasi di Queensland, Australia, tersebut.
Manajemen ADRO menyebutkan sekitar 30%-40% dari total kebutuhan dana akuisisi akan berasal dari pendanaan internal. Adapun sisanya berasal dari pinjaman sindikasi perbankan. Perbankan yang ditunjuk adalah bank luar negeri dan perbankan lokal, seperti Bank Mandiri.
Sebagai gambaran, porsi ADRO pada akuisisi ini sebesar 48%. Sedangkan 52% adalah porsi EMR Capital.
Penopang bisnis
Analis BCA Sekuritas Prasetya Gunadi menilai, rencana akuisisi tambang batubara Rio Tinto akan mendongkrak prospek bisnis ADRO. Alhasil, produk batubara kokas dari tambang ini akan menjadi salah satu pendorong bisnis ADRO di masa depan.
Tambang Kestrel membukukan produksi tahunan sebesar 4 juta ton, sementara total cadangan batubara di tambang tersebut mencapai 132 juta ton. Angka cadangan itu meliputi cadangan terbukti (proved reserves) sebesar 37 juta ton dan cadangan terkira (probable reserves) sebesar 95 juta ton.
Prasetya merekomendasikan buy saham ADRO dengan target Rp 2.650 per saham. "Di masa mendatang, bisnis kokas batubara berkontribusi sebesar 10%-15% terhadap total pendapatan ADRO," tulis dia dalam riset 17 Mei 2018.
Sebanyak 25 analis yang dikutip Bloomberg merekomendasikan buy ADRO. Adapun dua analis merekomendasikan hold. Harga ADRO kemarin Rp 1.830 per saham.
Menyalakan bisnis setrum
Adaro Energy menggeber proyek kelistrikan melalui anak usahanya, PT Adaro Power. Beberapa proyek pembangkit listrik sudah memperlihatkan perkembangan signifikan.
Salah satunya pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Batang berkapasitas 2x1.000 megawatt (MW). Pembangkit ini ditargetkan beroperasi sesuai target pada 2020. "Pengerjaannya sudah mencapai 42%," kata Mohammad Effendi, President Director Adaro Power, Rabu (30/5).
Pembangkit listrik lain yang tengah dikerjakan yaitu di Kalimantan Selatan berkapasitas 2x100 MW. Saat ini, pembangunan fisik sudah mencapai 90%.
Selain itu, Adaro berencana membangun pembangkit listrik di Kalimantan Timur, yakni pembangkit listrik Mulut Tambang Kaltim V. Kelak, pembangkit ini akan dikerjakan bersama PT Indonesia Power. "Nantinya, Indonesia Power memiliki porsi 51% dan Adaro Power 49%," kata Effendi. Penandatanganan joint venture dilakukan dalam waktu dekat. Pembangkit ini akan berkapasitas 2x100 megawatt dengan investasi sebesar US$ 400 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News