Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (ADRO), melalui anak usahanya, PT Adaro Power, sedang menjajaki pinjaman sindikasi senilai US$ 400 juta dari perbankan Korea Selatan. Dana tersebut bakal digunakan untuk membiayai pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 2x100 megawatt (MW) di Tabalong, Kalimantan Selatan (Kalsel).
Mohammad Effendi, Presiden Direktur Adaro Power mengatakan, total investasi untuk menggarap power plant yang digarap PT Tanjung Power Indonesia (TPI) itu sejatinya US$ 500 juta. Nah, porsi pinjaman direncanakan menutupi 80% atau sekitar US$ 400 juta dari total investasi.
Sementara, dana investasi US$ 100 juta sisanya bakal ditutup dari ekuitas TPI. "Porsi ekuitas akan ditanggung secara proporsional dengan pemegang saham TPI lainnya," ungkap Effendi di Jakarta, Selasa (18/11).
TPI memang merupakan perusahaan patungan PT Adaro Power dengan anak usaha Korea East-West Power Co. Ltd., PT EWP Indonesia. Adaro memiliki 65% saham TPI, sedangkan EWP menguasai 35% sisanya.
Sebagai langkah awal pembangunan power plant, TPI sudah menandatangani Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) dengan PT PLN (Persero) pada 15 Oktober 2014. TPI, nantinya, akan memasok listrik ke PLN untuk kawasan Kalsel dan Kalimantan Tengah selama 25 tahun ke depan.
Effendi bilang, sumber pendanaan proyek PLTU itu akan difinalisasi Adaro dalam 6-12 bulan ke depan. Sementara pembangunan PLTU itu sendiri akan memakan waktu selama 33 bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News