kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

2022, ADRO ingin punya power plant 20.000 MW


Selasa, 18 November 2014 / 12:42 WIB
2022, ADRO ingin punya power plant 20.000 MW
ILUSTRASI. Makanan Kaya Kandungan Asam Lemak Omega 3


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk , melalui anak usahanya, PT Adaro Power, berencana konsisten menggarap bisnis pembangkit listrik alias power plant. Emiten berkode saham ADRO itu membidik target untuk memiliki power plant dengan kapasitas 20.000 megawatt (MW) dalam 20 tahun terhitung sejak tahun 2012.

Artinya, Adaro ingin memenuhi target tersebut pada tahun 2022 mendatang. Mohammad Effendi, Presiden Direktur Adaro Power menuturkan, peluang mencapai target tersebut terbuka lebar.

Saat ini, total kapasitas power plant di Indonesia mencapai 40.000 MW. Sementara pertumbuhan kapasitas power plant secara nasional diperkirakan sekitar 9% per tahun. "Kalau kita bisa ambil separuh saja dari kapasitas nasional, target 20.000 MW itu akan bisa tercapai," ungkap Effendi, di Jakarta, Selasa (18/11).

Jalan Adaro mencapai target tersebut tentunya masih panjang. Saat ini, power plant Adaro yang sudah berproduksi baru sebanyak 2x30 MW. Power plant itu dikelola anak usaha Adaro Power, PT Makmur Wisesa Sejahtera, dan berlokasi di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan.

Adaro juga masih menggarap dua power plant, yaitu, pertama, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 2.000 MW di Batang, Jawa Tengah. Proyek ini digarap oleh konsorsium Adaro dengan J-Power dan Itochu melalui perusahaan patungan bernama PT Bhimasena Power Indonesia.

Proyek ini masih dalam tahap pembebasan lahan. "Financial closure dijadwalkan selesai pada 6 Oktober tahun depan," ungkap Effendi. Kedua, Adaro juga akan menggarap proyek 2x100 MW di Tabalong tapi melalui perusahaan lain, PT Tanjung Power Indonesia.

Perusahaan ini adalah konsorsium antara Adaro Power dengan anak usaha Korea East-West Power Co. Ltd., PT EWP Indonesia. Adaro memiliki 65% saham TPI, sedangkan EWP menguasai 35% sisanya.

Sebagai langkah awal pembangunan power plant, TPI sudah menandatangani Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) dengan PT PLN (Persero) pada 15 Oktober 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×