kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada tiga emiten yang akan rights issue, begini saran analis


Selasa, 19 November 2019 / 10:30 WIB
Ada tiga emiten yang akan rights issue, begini saran analis


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ada tiga emiten yang akan melaksanakan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue dalam periode November 2019-Januari 2020 ini.

Mereka adalah perusahaan tekstil PT Trisula International Tbk (TRIS), PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR), serta perusahaan logistik dan kurir PT Trimuda Nuansa Citra Tbk (TNCA).

TRIS akan menawarkan 2,09 miliar saham dengan harga pelaksanaan Rp 276 per saham. Dengan begitu, dana yang diincar dari aksi korporasi ini mencapai Rp 577,90 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk mengakuisisi 78,52% saham perusahaan terafiliasi, yakni PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL).

Baca Juga: Perkuat struktur permodalan, Bank MNC pastikan gelar rights issue Desember

Dengan akuisisi ini, TRIS berharap dapat menjadi perusahaan tekstil garmen yang lebih terintegrasi. Selain itu, melalui BELL, TRIS juga dapat meningkatkan portofolio dan diversifikasi produk-produk tekstil dan garmen serta produk terkait lainnya, serta memperluas pangsa pasarnya.

Bagi pemegang saham yang tidak menggunakan HMETD  ini, maka akan terkena efek dilusi atas kepemilikan sahamnya sebesar 66,65%.

Kemudian, DNAR akan menawarkan sebanyak 2,53 miliar dengan harga pelaksanaan Rp 197 per saham. Dengan begitu, DNAR mengincar dana segar sejumlah Rp 499,71 miliar yang akan digunakan untuk mengekspansi kredit perusahaan ini.

Baca Juga: Mau Rights Issue, Central Omega (DKFT) Negosiasi dengan Calon Mitra

Apro Financial yang merupakan pemegang saham mayoritas perseroan akan bertindak sebagai pembeli siaga rights issue ini. Meskipun begitu, setiap pemegang saham yang memiliki 5 saham memperoleh 2 HMETD yang mana setiap 1 HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru.

Selanjutnya, TNCA akan mengeluarkan saham baru sebanyak 632,46 juta dengan harga pelaksanaan Rp 344 per saham. Dengan menggunakan dana hasil rights issue yang mencapai Rp 217,56 miliar ini, TNCA akan mengakuisisi PT Asuransi Staco Mandiri senilai Rp 85,23 miliar dan menambah penyertaan modalnya pada perusahaan tersebut sebesar Rp 126,8 miliar.

Setiap dua pemegang saham lama memperoleh tiga HMETD yang mana satu HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru.

Baca Juga: Bukopin targetkan gelar rights issue akhir semester I tahun 2020

Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas berpendapat, pelaku pasar yang belum memiliki ketiga saham tersebut tidak perlu membeli saham-saham ini.

Alasannya, likuiditas harian emiten-emiten tersebut, terutama DNAR dan TNCA, ia lihat kurang menarik. Sementara TRIS menunjukkan likuiditas harian yang sedikit lebih bagus dibanding dua emiten lainnya.

Di sisi lain, bagi yang sudah memiliki saham-saham ini, ia menyarankan untuk membelinya apabila khawatir terdilusi. "Akan tetapi, investor juga bisa menjalankan strategi untuk membeli setengah saja dan yang setengahnya lagi dijual saja rights-nya," ucap dia saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (18/11).

Baca Juga: Tunggu calon mitra strategis, rights issue Central Omega (DKFT) belum terealisasi

Meskipun begitu, ia menilai tujuan penggunaan dana hasil rights issue ini tergolong positif karena untuk akuisisi dan pengembangan usaha.

Sementara itu, Analis Panin Sekuritas William Hartanto menggunakan, parameter harga pelaksanaan untuk melihat menarik atau tidaknya suatu rights issue. "Yang harga pelaksanaannya lebih rendah dari harga di pasar saat ini akan lebih menarik. Oleh karena itu, DNAR lebih saya rekomendasikan untuk dieksekusi rights issue-nya," kata dia.

Selain itu, ia juga melihat tujuan penggunaan dana rights issue DNAR cukup positif, yakni untuk ekspansi kredit yang berpotensi mencatatkan pertumbuhan kinerja dalam jangka panjang. Sementara itu, harga pelaksanaan TRIS dan TNCA yang berada di atas harga pasar ia anggap kurang menarik.

Baca Juga: Totalindo Eka Persada (TOPS) berencana rights issue Rp 4 miliar saham

Meskipun begitu, ia peluang menarik dengan rencana akuisisi TRIS terhadap BELL karena berpotensi menaikkan harga kedua saham tersebut.  "Akan tetapi, sektor tekstil sedang lesu jadi untuk prospek jangka panjang belum terlihat menjanjikan," ungkapnya.

Bagi yang belum memiliki saham-saham tersebut, William menyarankan untuk wait and see dengan melihat respons pasar.  Pasalnya, menurut dia, saham ketiga emiten ini tidak likuid sehingga investor perlu menunggu hingga volume perdagangannya meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×