kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,27   -11,24   -1.20%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada Sentimen FOMC The Fed, Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Pekan Ini


Senin, 25 Juli 2022 / 06:10 WIB
Ada Sentimen FOMC The Fed, Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Pekan Ini


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. The Fed akan menggelar Federal Open Market Committee (FOMC) Meeting pertemuan pada 26 Juli sampai 27 Juli 2022. Pertemuan ini akan membahas mengenai kebijakan suku bunga AS.

The Fed beberapa kali mengerek suku bunganya seiring meningkatnya tekanan inflasi di AS. Kenaikan suku bunga diharapkan bisa menekan inflasi di negeri Paman Sam.

CEO Edvisor.id Praska Putrantyo juga mengatakan, The Fed diperkirakan akan menaikkan kembali suku bunga acuan di Juli ini. Hal ini mengingat laju inflasi tahunan AS per Juni 2022 menembus rekor baru kembali sebesar 9,1%. Angka inflasi ini sekaligus  berada di atas ekspektasi karena kenaikan harga komoditas energi.

Tak hanya itu, bank sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) pun juga sudah memutuskan untuk menaikkan suku bunga 50 bps menjadi 0,5% setelah laju inflasi tahunan di sana melesat naik ke level 8,6% per Juni 2022.

Baca Juga: Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Perdagangan Senin (24/7)

“Jika The Fed memutuskan kembali naik maka tentu akan membuat investor wait and see. Sekaligus memberikan tekanan kembali di pasar saham dan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS,” kata Praska kepada Kontan.co.id, Minggu (24/7).

Menurut Praska, selain FOMC Meeting, di pekan depan IHSG juga akan dipengaruhi oleh sentimen rilis gross domestic product (GDP) AS dan Uni Eropa, serta data indeks manufaktur di China. 

IHSG diproyeksi akan bergerak di kisaran 6.722 - 6.969 dengan kecenderungan melemah,” ramal Praska.

Adapun saham-saham yang bisa dicermati menurut Praska yakni BBRI, ANTM, AALI, dan PGAS

Sementara analis Reliance Sekuritas Lukman Hakim mengatakan, saat ini para pelaku pasar berharap Inflasi dapat mereda, dengan ekspektasi inflasi pada bulan Juni lalu adalah titik tertingginya. Dengan adanya harapan inflasi dapat melandai, membuat The Fed mengupayakan akan kembali memerangi inflasi setelah pada bulan lalu The Fed menaikkan interest rate 75 bps. 

Saat ini para pelaku pasar berspekulasi Bank Sentral AS tersebut akan kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps di tengah geopolitik antara Rusia dan Ukraina.

Baca Juga: IHSG Pekan Depan Diproyeksikan Bakal Menguat, Simak Deretan Sentimennya

Lukman menyebut, para pelaku pasar akan berspekulasi menjelang FOMC Meeting. Jika dilihat sepanjang pekan ini, indeks Dow Jones dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung mengalami kenaikan, sehingga membuat para pelaku pasar mengantisipasinya dengan mengambil posisi terlebih dahulu.

Keputusan The Fed pada FOMC mendatang akan direspon oleh para pelaku pasar yang  berujung pada kekhawatiran, sehingga dapat membuat market lebih volatile

“Maka, investor dapat mengantisipasinya dengan aksi ambil untung (taking profit) dari para pelaku pasar yang telah mengambil posisi pada pekan ini,” kata Lukman, Minggu (24/7).

Selain FOMC, Lukman bilang, sentimen lain dari IHSG masih dipengaruhi oleh faktor eksternal terkait pelemahan ekonomi global dan kenaikan harga komoditas serta bahan mentah. Para investor juga masih akan menunggu rilis kinerja keuangan emiten pada kuartal kedua 2022, khususnya kinerja emiten perbankan yang memiliki porsi besar terhadap IHSG.

Proyeksi dia, IHSG hingga akhir bulan ini  dapat menyentuh level psikologis 7.000, seiring dengan IHSG yang mulai menjauh dari level support-nya. 

“Namun yang perlu diperhatikan yakni secara teknikal IHSG membentuk gap up,” sambung Lukman.

Baca Juga: IHSG Pekan Depan Diprediksi Menguat Terbatas, Simak Sentimen yang Perlu Dicermati

Lukman pun merekomendasikan saham-saham tambang logam ataupun saham-saham  yang bersifat defensif di tengah pelemahan rupiah, sebut saja HRUM, INCO, dan MDKA.

Dalam risetnya tertanggal 21 Juli 2022, Helmy Kristanto, Equity Research Division Head BRI Danareksa Sekuritas condong terhadap sektor-sektor dengan profitabilitas yang jelas, terutama pada sektor yang masih menghasilkan earnings yang solid, diantaranya sektor perbankan, pertambangan batubara, peternakan unggas, dan telekomunikasi. 

Sebaliknya sektor konstruksi, properti, dan kawasan industri diproyeksi akan melaporkan pelemahan kinerja

Oleh sebab itu, pilihan BRI Danareksa Sekuritas jatuh kepada emiten yang punya pasar domestik seperti sektor perbankan, barang konsumsi pokok, telekomunikasi, serta emiten yang berkutat di sektor ketahanan pangan dan energi, dengan saham pilihan utama (top picks) BMRI, MYOR, EXCL, JSMR, PTBA dan JPFA.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×