Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) belakangan menjadi sorotan. Hal ini terkait dengan rencana pemerintah yang ingin melakukan merger dan akuisisi dengan anak usaha PT Pertamina, Pertamina Gas (Pertagas) terkait pembentukan holding migas.
Sebenarnya, hari ini terdapat agenda Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Pertamina. Hanya saja, rencana tersebut urung digelar dan terpaksa diundur karena diklaim belum ada Keputusan Menteri Keuangan (KMK) terkait nilai saham pemerintah di PGAS.
Data RTI menyebut, sampai 28 Februari 2018 kepemilikan saham PGAS terdiri dari 56,96% milik Pemerintah Indonesia, dan 43,06% milik publik. Jika merujuk pada rencana penggabungan, saham PGAS sebesar 56,96% itu akan dilimpahkan ke Pertamina.
Hal tersebut sesuai dengan aturan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2018 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan PT Pertamina.
Pergerakan saham PGAS pada Senin (19/3) ditutup turun 2,21% menjadi 2.210. Selama sepekan terakhir, saham PGAS sudah turun 12,30% dan selama sebulan terakhir saham PGAS turun 15,33%. Selama bulan Maret, saham PGAS hanya satu kali ditutup menghijau dan satu kali ditutup bergera tetap. Sedangkan sebanyak 11 hari ditutup turun.
Achmad Yaki, Analis BCA Sekuritas menyatakan PGAS masih bisa berpotensi melemah dengan pola three black crows candle dengan penurunan volume perdagangan, dan break lower bollinger (LBB).
“Namun, masih berpotensi rebound dengan support pada 2.150-2.170 karena indikator sudah jenuh jual (oversold) dengan stockhastic berpotongan Golden Cross (GC),” kata Achmad kepada KONTAN, Senin (19/3).
Menurutnya, merger antara PGAS dan Pertagas berpotensi memberikan dampak positif ke PGAS. Sebab, keduanya sebelumnya merupakan dua pemain besar di industri hilir gas yang sering bersaing, baik untuk konsumen maupun infrastrukturnya.
“Selain itu, merger ini diharapkan pangsa pasar di industri hilir gas menjadi lebih mendominasi,” ujarnya.
Achmad merekomendasikan buy on weakness (BoW) pada PGAS untuk trading dengan support terdekat sebagai kisaran untuk masuk pada level 2.150-2.170 dengan target terdekat pada 2.300-2.330.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News