kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada potensi koreksi sesaat, harga minyak berpeluang menyentuh US$ 65 per barel


Rabu, 17 Februari 2021 / 16:54 WIB
Ada potensi koreksi sesaat, harga minyak berpeluang menyentuh US$ 65 per barel
ILUSTRASI. Harga minyak WTI sudah menguat 23,96% sejak awal tahun. Sedangkan harga minyak Brent menguat 23,04% sejak awal tahun.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berhasil kembali menyentuh level US$ 60 per barel, pergerakan harga minyak berpotensi untuk melanjutkan tren bullish hingga akhir tahun. Adapun level US$ 65 per barel berpotensi ditembus sekaligus jadi level resistance tahun ini.

Mengutip Bloomberg, pada perdagangan Rabu (17/2) pukul 16.50 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) sempat menyentuh level tertinggi dalam lebih dari 13 bulan di US$ 60,28 per barel, menguat 0,38% dalam sehari. Sedangkan untuk brent crude (ICE) sempat menyentuh level US$ 63,76 per barel, menguat 0,65% dari harga penutupan kemarin.

Harga minyak WTI sudah menguat 23,96% sejak awal tahun. Sedangkan harga minyak Brent menguat 23,04% sejak awal tahun.

Presiden Komisioner HFX International Sutopo Widodo mengatakan, cuaca dingin yang tengah menyapu Amerika Serikat (AS) menyebabkan pemadaman listrik bergilir. Alhasil, terjadi lonjakan besar pada harga spot listrik dan membuat produksi minyak terhenti atau offline hampir 1 juta barel per hari, bersamaan dengan kapasitas penyulingan.

"Semua itu terus mendukung harga minyak dengan kurva kontrak berjangka minyak mentah Brent dalam penguatan sekarang," kata Sutopo kepada Kontan.co.id, Rabu (17/2).

Baca Juga: Harga minyak terkoreksi tipis pada awal perdagangan Rabu (17/2)

Dia juga menambahkan kalau harga minyak di pasar berjangka untuk Brent dan WTI sempat ditutup naik sekitar 1% pada Selasa (16/2) malam. Kondisi tersebut membuat harga minyak lanjut bergerak naik pada perdagangan pagi ini di pasar Asia.

Hanya saja, Sutopo mengingatkan kalaupun indikator teknikal menyatakan bahwa koreksi ke bawah akan segera terjadi untuk menghilangkan spekulatif baru-baru ini, situasi cuaca dingin yang ekstrem di Negeri Paman Sam kemungkinan akan terus mengimbangi permintaan dan pasokan minyak ke depan.

"Dalam gambaran yang lebih besar, penurunan di pasar berjangka Brent mengindikasikan adanya koreksi yang lebih rendah dan kemungkinan akan berumur pendek," kata dia.

Untuk itu, Sutopo cenderung merekomendasikan investor untuk buy on low khususnya saat harga minyak WTI berhasil menyentuh level support atau berada di kisaran US$ 58,66 per barel hingga US$ 59,27 per barel. Adapun untuk level resistance yang mungkin ditembus harga minyak WTI tahun ini berada di kisaran US$ 61 per barel hingga US$ 65 per barel.

Baca Juga: Investasi terbaru Warren Buffett: Saham perusahaan minyak dan operator telepon

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×