kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -4.000   -0,26%
  • USD/IDR 16.195   5,00   0,03%
  • IDX 7.164   1,22   0,02%
  • KOMPAS100 1.070   0,97   0,09%
  • LQ45 838   0,57   0,07%
  • ISSI 216   -0,45   -0,21%
  • IDX30 430   0,42   0,10%
  • IDXHIDIV20 516   -1,25   -0,24%
  • IDX80 122   0,37   0,31%
  • IDXV30 126   -0,52   -0,42%
  • IDXQ30 143   -0,58   -0,40%

Ada Potensi January Effect, Cek Arah IHSG & Rekomendasi Saham Awal 2025


Kamis, 02 Januari 2025 / 05:02 WIB
Ada Potensi January Effect, Cek Arah IHSG & Rekomendasi Saham Awal 2025
ILUSTRASI. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi kembali mendaki pada awal tahun 2025 setelah turun 2,65% di tahun lalu.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi kembali mendaki pada awal tahun 2025. January Effect berpeluang datang usai IHSG menutup 2024 dengan mengakumulasi penurunan 2,65% sepanjang tahun.

IHSG bakal membuka perdagangan 2025 di posisi 7.079,90 pada Kamis (2/1). Technical Analyst BRI Danareksa Sekuritas Reyhan Pratama memprediksi IHSG berpotensi mengalami technical rebound, dengan bergerak pada area support 6.931 dan resistance 7.210 pada bulan Januari.

"Trader atau investor bisa memanfaatkan momentum technical rebound yang berpotensi terjadi untuk kembali masuk ke pasar, setidaknya sampai IHSG mencapai area resistance 7.210," ungkap Reyhan kepada Kontan.co.id, Rabu (1/1).

Reyhan melihat sejumlah katalis yang berpotensi mengundang January Effect, sehingga bisa mendongkrak performa IHSG. Mulai dari optimisme pelaku pasar di awal tahun, akumulasi pada saham-saham undervalued, hingga aksi korporasi yang dilakukan emiten.

Baca Juga: BEI Incar Tambahan 13 Ribu Investor Syariah di 2025

Selain itu, Reyhan menyoroti penegasan yang disampaikan oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, bahwa kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% hanya berlaku untuk barang dan jasa mewah saja.

"Setidaknya ini bisa meredakan kekhawatiran masyarakat, dapat menjaga daya beli dan memberi ruang optimisme terhadap kondisi ekonomi di dalam negeri," terang Reyhan.

Pendiri Stocknow.id Hendra Wardana punya pandangan serupa, bahwa PPN 12% hanya untuk barang dan jasa mewah bisa memberikan sinyal positif bagi pasar. Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi, sembari tetap berusaha memenuhi kebutuhan penerimaan negara.

"Respons pasar dalam jangka pendek diperkirakan akan positif, terutama karena kebijakan ini dipandang tidak membebani masyarakat luas. Tapi, implementasi kebijakan pemerintah dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi tetap perlu dipantau," kata Hendra.

Baca Juga: Intip Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Perdagangan Awal 2025

Penegasan PPN 12% hanya untuk barang dan jasa mewah diharapkan bisa menjaga daya beli masyarakat, sehingga membawa katalis positif bagi pasar. Meski begitu, Hendra mengingatkan risiko dan tekanan eksternal masih belum lepas membayangi bursa saham.

"January Effect tidak selalu konsisten di Indonesia, meski peluang kehadirannya tetap terbuka. IHSG berpotensi bergerak moderat hingga optimistis, terutama jika arus modal asing kembali mengalir masuk. Meski begitu, investor tetap disarankan berhati-hati," imbuh Hendra.

Vice President Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi memprediksi laju IHSG pada bulan Januari ini akan fluktuatif cenderung menguat. Audi menaksir IHSG akan bergerak dalam rentang support 6.925 dan resistance di 7.255 sepanjang bulan Januari 2025.

Catatan Audi, secara historis dalam 10 tahun terakhir, January Effect tidak selalu hadir untuk mengerek IHSG. Peluang penguatan hanya sekitar 44%. "Meski demikian, kami melihat peluang penguatan meski terbatas terjadi di bulan Januari 2025 seiring dengan kondisi ekonomi makro yang lebih stabil," ungkap Audi.

Baca Juga: Wall Street Menutup Tahun 2024 Dengan Gemilang, Indeks Utama Naik Double Digit

Audi turut menyoroti penegasan PPN 12% hanya untuk barang dan jasa mewah, yang dapat meredakan kekhawatiran di masyarakat maupun pasar. "Untuk mencapai pertumbuhan 8% yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo, sangat penting menjaga konsumsi dan daya beli, khususnya kalangan kelas menengah," tegas Audi.

Sementara itu, Certified Elliott Wave Analyst Master Kanaka Hita Solvera Daniel Agustinus lebih menyoroti katalis dari arus dana keluar (capital outflow) investor asing. Selama capital outflow masih mengalir deras, IHSG masih akan tertekan, begitu sebaliknya.

Sentimen berikutnya yang akan ikut menentukan arah pasar adalah antisipasi terhadap rilis kinerja keuangan tahunan, serta kebijakan Donald Trump pasca dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat (AS). Daniel pun menaksir IHSG di bulan Januari akan bergerak pada rentang 6.800-7.200.

Reyhan turut mencermati faktor eksternal yang bisa menahan datangnya Januari Effect. Menurut dia, potensi volatilitas pasar tetap terbuka akibat dari tekanan eksternal, termasuk arah kebijakan The Fed yang diperkirakan hanya akan memangkas suku bunga dua kali pada tahun ini.

"Risiko datang dari kebijakan suku bunga AS yang masih ketat dan perlambatan ekonomi Tiongkok," ungkap Reyhan.

Baca Juga: Mencerna Kinerja Investasi Saham di Sepanjang Tahun 2024

Rekomendasi Saham

Pendiri WH-Project William Hartanto melihat potensi rebound IHSG terbuka pada awal tahun ini, dengan laju di area 7.000-7.200. William melihat sentimen dari kebijakan PPN 12% cenderung terbatas, karena kemungkinan sudah terantisipasi atau priced in sejak akhir tahun lalu.

Dus, pelaku pasar bisa memanfaatkan potensi rebound IHSG untuk melakukan trading buy pada sejumlah saham. William menjagokan PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) danĀ  PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA).

Daniel menyarankan untuk koleksi secara bertahap pada saham-saham blue chip yang sudah cenderung murah seperti big bank, PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM). Rekomendasi lainnya adalah PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI).

Audi menyematkan rekomendasi buy untuk TLKM dan PT Bank Mandiri (Persero)Tbk (BMRI), dengan target harga masing-masing di Rp 3.200 dan Rp 7.250. Sementara Hendra menjagokan saham HEAL dan PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) dengan target harga Rp 1.800 dan Rp 3.600.

Selain itu, Hendra melirik saham sektor barang konsumsi primer, yakni JPFA, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Mayora Indah Tbk (MYOR). Target harga masing-masing berada di level Rp 2.030, Rp 12.225 dan Rp 2.910 per saham.

Selanjutnya: 4 Kebiasaan yang Bisa Menaikkan Derajat Hidup di 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×