TLKM Chart by TradingView
Terkait AI, Niko memperkirakan penggunaannya akan semakin signifikan, sehingga memicu efek berantai seiring meningkatnya kesadaran terhadap produktivitas SaaS dari tahun anggaran 2024 hingga 2025.
"Kami berharap BUMN dan UKM dapat mempercepat investasi TIK mereka untuk memperkuat infrastruktur dan mendukung penerapan aplikasi AI," jelas Niko.
Baca Juga: Mayoritas Kinerja Emiten Konsumer Makin Manis, Cek Rekomendasi Analis
Adapun saat ini ISAT mengambil posisi terdepan dalam teknologi AI, emiten ini juga berkomitmen mengalokasikan belanja modal sebesar US$2-3 miliar melalui kemitraan dengan BDx.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas mengatakan, tren kenaikan produk fixed broadband dan margin yang tinggi menjadi katalis mendorong kinerja di sektor ini.
"Saat ini penetrasi diproduk ini masih sekitar 27% dan diperkirakan terus meningkat seiring permintaan pasar yang mengutamakan kestabilan jaringan," katanya Kepada KONTAN, Jumat (6/12).
Ia juga menambahkan, tren penurunan suku bunga nantinya bakal menjadi penopang krena akan mengurangi beban bunga perusahaan. Di sisi lain juga meningkatkan ekonomi, yang pada gilirannya meningkat permintaan dan konsumsi masyarakat.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Sahamnya untuk ISAT, EXCL, dan TLKM
Namun sektor ini masih punya tantangan seperti persaingan yang ketat terkait perang harga, hingga regulasi. Sebab sektor telekomunikasi memerlukan inovasi dan efisiensi.
Analis Ciptadana Sekuritas, Gani, dalam riset 19 November 2024 menjelaskan bahwa sektor ini telah menghadapi tahun yang penuh tantangan pada 2024 dengan tren pendapatan seluler yang lemah di seluruh industri.
"Perusahaan telekomunikasi mengaitkan pelemahan tersebut dengan musim industri, daya beli yang lemah, dan persaingan yang lebih ketat," jelas Gani.
Namun tahun depan diperkirakan sektor ini bakal pulih dengan sejumlah strategi. TLKM misalnya, melakukan kenaikan tarif Tsel di T-Lite dengan peningkatan rata-rata 5-6%. Tidak mau kalah, EXCL dan ISAT telah menaikkan harga di awal September sekitar 5%.
Gani memperkirakan perusahaan telekomunikasi akan terus menaikkan tarif secara bertahap di seluruh penawaran lainnya, dan mengoptimalkan produktivitas pelanggan dengan inisiatif CVM.
Selain itu, perilaku pasar yang sehat dan aktif diperkirakan akan bertahan setidaknya hingga kuartal I 2025 karena waktunya bertepatan dengan perayaan Lebaran di mana perusahaan telekomunikasi biasanya mengoptimalkan upaya monetisasi mereka menjelang Ramadhan.
Baca Juga: Berikut Rekomendasi TLKM, EXCL, dan ISAT, Ini Beberapa Sentimen Pendorongnya
Untuk sektor ini, Gani, Sukarno, dan Niko mempertahankan peringkat Overweight.
Gani memilih ISAT sebagai pilihan utama mengingat pertumbuhan laba inti sebesar 73% yang dihasilkan pada sembilan bulan 2023. Rekomendasi untuk ISAT adalah Buy dengan target harga Rp 2.240 per saham.
Urutan kedua Gani memilih EXCL sebagai permainan dari sudut M&A dengan rekomendasi juga Buy dan target harganya Rp 2.150 per saham. Terakhir, TLKM dengan rekomendasi Buy dan target harga Rp 2.590 per saham.
Kalau Niko, memilih ISAT sebagai top pick dengan rekomendasi beli pada target harga Rp 3.800 per saham. Pilihan ini karena adanya potensi pertumbuhan yang kuat dengan leverage oprasional yang signifikan pada kuartal mendatang.
Baca Juga: Sebagian Besar Kinerja Emiten Konsumer Positif Cek Rekomendasi Sahamnya
Pilihan lainnya Niko adalah TLKM dengan rekomendasi Buy pada target harga Rp 4,250 per saham. Pun EXCL direkomendasikan Buy dengan target harga Rp 3.500 per saham.
Kalau Sukarno memilih TLKM sebagai top pick dengan rekomendasi Buy pada target harga Rp 3.200 per saham. Sedangkan EXCL dan ISAT juga direkomendasikan buy dengan target harga masing-masing Rp 2.600 dan Rp 2.650 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Reporter: Nova Betriani Sinambela
Editor: Noverius Laoli