kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Berikut Rekomendasi TLKM, EXCL, dan ISAT, Ini Beberapa Sentimen Pendorongnya


Minggu, 04 Agustus 2024 / 21:03 WIB
Berikut Rekomendasi TLKM, EXCL, dan ISAT, Ini Beberapa Sentimen Pendorongnya
ILUSTRASI. Pelayanan pelanggan di gerai Indosat Ooredoo, Jakarta, Senin (15/7/2024). Harga saham PT Indosat Tbk (ISAT) ditutup menguat 25 poin atau 0,22% ke posisi 11.425 pada penutupan perdagangan Senin (15/7). Sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan ditutup di zona merah pada level 7.278.86, melemah 0,66% dari perdagangan sebelumnya. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/15/07/2024


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten telekomunikasi atau telco diprediksi masih akan tumbuh positif pada tahun 2024. Hal ini seiring dengan pertumbuhan kinerjanya yang juga terus meningkat.

Research Analyst PT BRI Danareksa Sekuritas, Niko Margaronis menilai, PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) bisa menghasilkan pertumbuhan laba bersih yang kuat di kuatal II-2024 (2Q24) yang didorong oleh potensi momentum operasional dan keuangan dari ARPU yang lebih baik menjadi 39 ribu, serta pertumbuhan pelanggan. 

“Kami memperkirakan Telkom akan menghasilkan laba bersih di 2Q24 yang stabil, terutama didorong oleh segmen non-seluler,” kata dia dalam risetnya, 26 Juli 2024. 

Niko juga memperkirakan, pertumbuhan TLKM akan didukung oleh non-mobile karena TSEL berkinerja buruk di sektor ini.

Tak hanya TLKM, dia memperkirakan EXCL akan mempertahankan kinerja NP di kuartal I-2024 (1Q24), namun dengan kenaikan terbatas di kuartal II-2024 karena marjin EBITDA-nya turun menjadi 50%. Sementara itu, Niko memprediksi XL akan mencapai pertumbuhan kinerjanya kurang lebih naik 3% di 2Q24. 

 

Sedangkan untuk ISAT, Niko menprediksi pendapatannya di 2Q24 akan tumbuh sebesar 10% secara year on year (YoY) atau tahunan. Ia percaya ISAT dapat memberikan pertumbuhan terbesar karena ekspansi yang ketat di luar Jawa, didukung oleh kapasitas jaringan yang kuat (berdasarkan temuan Opensignal Juni 2024). 

“Sementara menawarkan lebih sedikit diskon untuk memanfaatkan kenaikan harga, seperti yang kita lihat di November 2023,” imbuhnya. 

Dengan faktor-faktor tersebut, Niko merekomendasikan Buy atau beli untuk TLKM dengan target harga Rp 4.400 per saham. 

“Meski begitu, ISAT juga tetap menjadi pilihan utama kami karena momentum operasinya yang kuat, sehingga menawarkan peluang untuk mengungguli,” kata dia. 

 

Selaras dengan hal ini, Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo, Maximilianus Nico Demus juga melihat bahwa prospek emiten telekomunikasi di tahun 2024 akan tumbuh positif. Hal ini didukung oleh rencana peningkatan penetrasi internet di Indonesia. 

“Apalagi tren kenaikan penetrasi tersebut diperkirakan masih akan berlanjut, mengingat tingkat penetrasi internet di Indonesia masih terbilang rendah dibandingkan dengan negara Asia lainnya,” kata Nico kepada Kontan.co.id, Sabtu (3/8). 

Oleh sebab itu, Nico mengatakan secara prospek, emiten telekomunikasi masih tumbuh positif, baik dalam jangka pendek, menengah maupun panjang. Ditambah,  sampai dengan saat ini perkembangan ekosistem digital di Indonesia masih berkembang.

Namun, dia menegaskan bahwa perlu diingat, ekosistem digital tidak akan ada artinya jika tidak didukung dengan infrastruktur yang dibangun. Apalagi seperti di luar daerah yang masih banyak merasakan susah sinyal. 

Baca Juga: Starlink Bisa Jadi Tantangan, Begini Rekomendasi Saham Emiten Telekomunikasi

“Sehingga hal ini akan menjadi PR besar, sekaligus peluang bagi industri telekomunikasi,” ujarnya.

Selain itu, Nico mengatakan, adanya pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, juga dapat menjadi sentimen positif untuk meningkatkan kinerja industri telekomunikasi. 

Terlebih, menurut dia, adanya rencana merger yang akan dilakukan oleh PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) akan menjadi katalis positif bagi industri telekomunikasi di Indonesia. Pasalnya, merger ini diprediksi mampu menciptakan pemain telekomunikasi terbesar di Indonesia dengan pangsa pasar yang lebih besar. 

“Salah satu poin yang positif karena kalau kita bicara tentang merger dan akuisisi,  artinya kita bicara tentang penetrasi sumber daya, baik manusia, teknologi dan pasar,” imbuhnya. 

Namun, menurut dia, dengan adanya merger tersebut tentu akan menimbulkan persaingan yang ketat di sektor telekomunikasi, khususnya seluler di Indonesia, karena tujuan marget tentu untuk menciptakan pasar yang lebih besar, dan untuk bisa terus menarik minat masyarakat. 

 

“Jadi merger ini akan menciptakan hal yang lebih kompetitif diantara mereka, sehingga mereka juga akan terus berusaha memberikan hal yang terbaik kepada para pengguna,” kata Nico. 

Lebih lanjut, Nico menilai bahwa dengan rencana merger tersebut juga akan menambahkan jumlah pelanggan dari kedua perusahaan, dan berpotensi menghasilkan sekitar 95 - 100 juta pelanggan di tahun ini. Hal ini diprediksi bisa menyelaskan pengguna ISAT yang sebanyak 100,2 juta per kuartal I-2024 (1Q24). 

Dengan demikian, Nico pun merekomendasikan Buy untuk EXCL dengan target harga Rp 2.900 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×