Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) diperkirakan mampu mencetak laba bersih di 2025. Harga komoditas logam yang cenderung tinggi dan proyek berjalan MDKA menjadi pendorongnya.
Maklum, harga logam, khususnya emas berada di level yang tinggi. Kenaikan harganya juga berlanjut di awal tahun ini.
Mengutip Bloomberg, Rabu (12/2) pukul 20.30 WIB ada di level US$ 2.871,11 per ons troi, turun 0,88% dari sehari sebelumnya. Harga emas sempat menembus level tertinggi barunya di US$ 2.908,26 per ons troi. Sejak awal tahun, harga emas telah naik 9,36%.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer mengatakan harga logam seperti komoditas emas, perak, tembaga, dan nikel yang bergerak positif di awal 2025 berpotensi meningkatkan rata-rata harga jual (average selling price/ASP) MDKA.
Baca Juga: INKP, MDKA, UNVR Tergusur dari MSCI Global Indeks, CLEO Masuk Small Cap
"Utamanya dengan tren kenaikan harga emas yang telah mencapai level yang cukup tinggi," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (12/2).
Dus, ia memperkirakan jika pergerakan positif harga logam berlanjut dapat mengerek kinerja MDKA. Walaupun memang, pembalikan dari rugi bersih juga bergantung daripada kontribusi proyek baru dan efisiensi operasional.
Optimisme itu juga berangkat dari kinerja operasional MDKA di kuartal IV 2024. Analis BRI Danareksa Sekuritas, Timothy Wijaya memaparkan pada periode tersebut pendapatan emas MDKA tumbuh 17% secara kuartalan (QoQ) menjadi US$ 84 juta, mendorong pendapatan 2024 menjadi US$ 272 juta atau tumbuh 3% secara tahunan (YoY).
Kontributor utama dari segmen ini adalah ASP emas yang kuat yang mencapai level tertinggi di US$ 2.672 per ons troi atau naik 11% QoQ dan rata-rata US$ 2.371 per ons troi atau tumbuh 22% YoY di 2024.
Di sisi lain, volume penjualan melambat menjadi 108,5 ribu ons troi, turun 17% YoY pada 2024, dan biaya tunai tumbuh 21% YoY. "Namun, karena kenaikan ASP yang lebih kuat, margin kas meningkat menjadi US$ 1.697 per ons troi pada kuartal IV 2024 dan US$ 1.354 per ons troi pada 2024," paparnya.
Equity Research Analyst JP Morgan, Benny Kurniawan melanjutkan bahwa tahun 2025 akan menjadi tahun yang penting bagi MDKA. Sebab, perusahaan akan melihat aliran pendapatan baru yang mulai beroperasi, yakni HPAL dan AIM, serta kemungkinan dari tambang emas Pani, sembari terus meningkatkan biaya di tambang SCM.
"Kami yakin perusahaan berada dalam posisi yang kuat untuk mendapatkan manfaat dari kenaikan harga emas, terutama dengan proyek emas PANI yang akan segera beroperasi," sebutnya.
Benny menambahkan, kenaikan ASP emas juga diharapkan dapat memberikan arus kas operasional yang cukup untuk mendanai belanja modal proyek pertumbuhan di masa depan, serta memperkuat kesehatan neraca MDKA. Maklum, liabilitas MDKA cukup besar.
Baca Juga: Merdeka Copper (MDKA) Terbitkan Obligasi Rp 2,8 Triliun, Simak Jadwal Lengkapnya
Berdasarkan laporan keuangannya kuartal III 2024, total liabilitas MDKA sebesar US$ 2,25 miliar atau naik 2,27% menjadi US$ 2,20 miliar.
Adapun liabilitas jangka pendek MDKA sebesar US$ 874,92 juta, sementara kas dan setara kas MDKA sebesar US$ 437,95 juta.
Mifta menyebutkan bahwa beban utang memang menjadi perhatian. Namun, MDKA dinilai memiliki fleksibilitas keuangan untuk mendanai proyek yang sedang berjalan.
Dia juga melihat MDKA bisa mendapatkan sentimen positif dari pemulihan ekonomi global dan peningkatan logam seiring transisi energi hijau. Walaupun memang, volatilitas harga dan biaya operasional juga menjadi risiko.
Dari operasional, Timothy melihat melihat prospek yang lebih lemah seiring panduan dari manajamen MDKA untuk tahun ini. Lihat saja, produksi emas ditetapkan pada 100-110 ribu per ons troi atau 5% hingga 13% lebih rendah dari 2024, sementara biaya tunai dan ASP diproyeksikan tumbuh, masing-masing 18% dan 27%.
"Dengan demikian, kami memperkirakan kontribusi pendapatan TB Gold akan berkurang dari 12% pada 2024 menjadi 9% pada 2025," sebutnya.
Panduan panduan produksi tembaga di 2025 juga turun menjadi 11.000-13.000 ton.
Penurunan tersebut akibat Tambang Wetar akan segera mengakhiri operasi penambangan seiring mendekati akhir masa tambang. Karenanya, Timothy memperkirakan kontribusi pendapatannya juga akan turun dari 6% di 2024 menjadi 4% di 2025.
Meski begitu, BRI Danareksa memproyeksikan MDKA mampu mencetak laba bersih dengan proyeksi sebesar US$ 80 juta. Asumsi itu seiringan dengan proyek-proyek berjalan perseroan.
Dengan risiko dan peluang yang ada, Timothy mempertahankan buy MDKA dengan target harga yang diturunkan menjadi Rp 2.400 dari Rp 2.600. Adapun Mifta merekomendasikan trading buy dengan target harga rata-rata Rp 1.725, sementara Benny memberikan pandangan overweight dengan target harga Rp 2.900 per saham.
Selanjutnya: BCA Life: Asuransi Tradisional Terus Tumbuh pada 2025, Premi Capai Rp 404,3 Miliar
Menarik Dibaca: Cara Mudah Membuat Dapur Tampak Mewah dengan Budget Terjangkau
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News