Reporter: Muhammad Julian | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen kemasan karung plastik, karung laminasi serta kantong semen, PT Yanaprima Hastapersada Tbk (YPAS) tidak ingin terlalu muluk-muluk dalam mengejar target kinerja tahun ini. Hingga tutup tahun nanti, perusahaan ini menargetkan penjualan dan laba setidaknya bisa menyamai realisasi kinerja di tahun 2019.
Sikap yang tidak muluk-muluk ini berdasarkan pada permintaan pasar yang lesu di tengah-tengah pandemi virus corona (Covid-19). Imbas dari pandemi tersebut sudah mulai dirasakan oleh YPAS di kuartal I-2020.
Direktur PT Yanaprima Hastapersada Tbk Rinawati mengungkapkan corona yang mewabah menghambat kelangsungan pembangunan berbagai proyek sehingga membuat kebutuhan semen menjadi rendah. Hal ini turut menekan permintaan produk-produk kemasan YPAS yang juga menyasar industri semen sebagai target pasar.
Baca Juga: Setelah merugi di 2018, Yanaprima (YPAS) bukukan laba Rp 3,48 miliar di 2019
Di sisi lain, wabah yang saat ini berstatus sebagai pandemi ini juga memukul kondisi perekonomian global. Akibatnya, permintaan produk-produk kemasan YPAS di pasar ekspor ikut melesu.
“Pasar ekspor mengalami penurunan sangat signifikan di kuartal I tahun 2020, karena secara global customer export perseroan pun mengalami penurunan penjualan akibat covid-19,” kata Rinawati kepada Kontan.co.id, Minggu (26/4).
Rinawati belum merinci bagaimana realisasi kinerja di kuartal I secara keseluruhan. Yang terang, ia mengungkapkan pandemi corona telah membuat penjualan di kuartal I menjadi sedikit menurun bila dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Tantangan lainnya juga datang dari beban pengupahan. Dalam hal ini, selisih perbedaan antara besaran upah minimum provinsi (UMP) Jawa Timur dan Jawa Tengah yang kian membesar membuat ongkos produksi YPAS menjadi semakin berat. Maklum saja, pabrik YPAS memang berlokasi di Jawa Timur, sehingga YPAS harus menanggung beban pengupahan yang lebih besar.
Namun demikian, sejumlah tantangan di atas bukan berarti peluang untuk menjaga kinerja sama sekali tidak ada. Dalam hal ini, YPAS mengendus adanya peluang pasar dari industri makanan.
Menurut Rinawati, permintaan kemasan dari industri makanan seperti pada industri gula, tepung, dan garam cenderung stabil meski di tengah-tengah corona. Rinawati bahkan mencatat sempat terdapat peningkatan permintaan
“Beberapa industri gula tepung, dan garam meningkatkan stock buffer packaging mereka untuk mengantisipasi kelangkaan kemasan akibat pembatasan ataupun pengurangan jam kerja,” kata Rinawati (25/4).
Melihat peluang yang demikian, YPAS berencana terus meningkatkan penjualan ke industri makanan ataupun industri-industri yang lainnya mampu bertahan di tengah pandemi. Untuk memuluskan rencana ini, YPAS bakal memberikan harga yang kompetitif agar bisa bersaing di ceruk pasar tersebut.
Baca Juga: Harga bahan baku plastik berpeluang turun, Yanaprima (YPAS) tidak ada rencana borong
Selain menjaga kinerja penjualan, YPAS akan terus berupaya menjaga kinerja laba dengan cara meningkatkan utilisasi kapasitas produksi terbesar sebesar 5%-10%. Utilisasi yang naik diharapkan dapat membantu YPAS menekan ongkos produksi yang ada.
Sepanjang tahun 2019 lalu, YPAS membukukan penjualan bersih sebesar Rp 388,11 miliar. Angka tersebut terdiri atas penjualan lokal sebesar Rp 345,51 miliar dan penjualan ekspor sebesar Rp 42,60 miliar.
Sementara itu, laba tahun berjalan YPAS di tahun 2019 tercatat sebesar Rp Rp 3,48 miliar, berbalik dari posisi rugi sebesar Rp 9,04 miliar pada periode sama tahun 2018 lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News