Reporter: Muhammad Julian | Editor: Herlina Kartika Dewi
Namun demikian, sejumlah tantangan di atas bukan berarti peluang untuk menjaga kinerja sama sekali tidak ada. Dalam hal ini, YPAS mengendus adanya peluang pasar dari industri makanan.
Menurut Rinawati, permintaan kemasan dari industri makanan seperti pada industri gula, tepung, dan garam cenderung stabil meski di tengah-tengah corona. Rinawati bahkan mencatat sempat terdapat peningkatan permintaan
“Beberapa industri gula tepung, dan garam meningkatkan stock buffer packaging mereka untuk mengantisipasi kelangkaan kemasan akibat pembatasan ataupun pengurangan jam kerja,” kata Rinawati (25/4).
Melihat peluang yang demikian, YPAS berencana terus meningkatkan penjualan ke industri makanan ataupun industri-industri yang lainnya mampu bertahan di tengah pandemi. Untuk memuluskan rencana ini, YPAS bakal memberikan harga yang kompetitif agar bisa bersaing di ceruk pasar tersebut.
Baca Juga: Harga bahan baku plastik berpeluang turun, Yanaprima (YPAS) tidak ada rencana borong
Selain menjaga kinerja penjualan, YPAS akan terus berupaya menjaga kinerja laba dengan cara meningkatkan utilisasi kapasitas produksi terbesar sebesar 5%-10%. Utilisasi yang naik diharapkan dapat membantu YPAS menekan ongkos produksi yang ada.
Sepanjang tahun 2019 lalu, YPAS membukukan penjualan bersih sebesar Rp 388,11 miliar. Angka tersebut terdiri atas penjualan lokal sebesar Rp 345,51 miliar dan penjualan ekspor sebesar Rp 42,60 miliar.
Sementara itu, laba tahun berjalan YPAS di tahun 2019 tercatat sebesar Rp Rp 3,48 miliar, berbalik dari posisi rugi sebesar Rp 9,04 miliar pada periode sama tahun 2018 lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News