kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.194   6,00   0,04%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Ada Kenaikan Harga BBM, Saham-Saham Berikut Masih Layak Dilirik


Senin, 05 September 2022 / 07:05 WIB
Ada Kenaikan Harga BBM, Saham-Saham Berikut Masih Layak Dilirik


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah berkembang sebulan terakhir, akhirnya terkonfirmasi bahwa isu kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bukan isapan jempol semata. Pada Sabtu (3/9), pemerintah resmi menaikkan harga sejumlah jenis BBM Pertamina.

Kenaikan harga BBM bersubsidi ini diyakini bakal berdampak secara luas terhadap perekonomian. Efek kenaikan harga BBM bisa turut berpengaruh pada pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 

Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana memperkirakan bahwa hal tersebut bisa menjadi katalis negatif bagi pergerakan IHSG. Imbasnya dapat terasa pada koreksi IHSG pekan ini.

Baca Juga: Kenaikan Harga BBM Memperberat Gerak IHSG pada Senin (5/9)

Tapi, Wawan optimistis efeknya hanya berlangsung jangka pendek saja. Meski ada lonjakan inflasi, asalkan momentum pertumbuhan ekonomi tetap terjaga IHSG bisa kembali menguat di sisa tahun ini.

Menurut Wawan, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2022 di kisaran 5% bukan hal mustahil untuk diraih. Pasalnya, Indonesia masih diuntungkan dengan harga komoditas yang masih ada di level tinggi.

"(Kenaikan harga BBM) ini pemerintah mau mengalihkan subsidi saja. Sebetulnya pendapatan pemerintah masih relatif tinggi. Saya yakin tahun ini IHSG tetap tumbuh," ujar Wawan kepada Kontan.co.id, Minggu (4/9).

Menimbang sentimen kenaikan harga BBM ini, support IHSG ditaksir ada di area 6.800-6.900. Wawan menilai penurunan ke level itu masih terbilang wajar. Dia optimistis merosotnya IHSG hanya jangka pendek, dan bisa kembali menguat hingga ke level 7.400 di akhir tahun.

Baca Juga: Harga Jual Emiten Batubara Kompak Naik di Semester Pertama 2022

Sementara itu, CEO Edvisor.id Praska Putrantyo menyoroti bahwa saat ini pun IHSG cenderung bergerak sideways di level 7.098-7.230. Dengan kenaikan harga BBM, Praska memperkirakan IHSG pada Senin (5/9) akan turun pada kisaran 7.067-7.150. Sepekan ke depan, IHSG berpotensi terkoreksi pada rentang 6.983-7.150.

"Inflasi cenderung akan tinggi, market akan mem-priced in di pekan depan, sehingga IHSG akan koreksi. Tekanan cukup besar bearish jangka pendek," kata Praska.

Selain itu, gerak IHSG juga akan terpengaruh oleh sejumlah data ekonomi global yang akan dirilis pekan depan. Seperti indeks manufaktur dan neraca perdagangan China, GDP Uni Eropa, serta Pidato The Fed yang akan dicermati pelaku pasar.

Baca Juga: Begini Jurus Samudera Indonesia (SMDR) Mendiversifikasikan Bisnis

Analis Kanaka Hita Solvera Raditya Krisna Pradana menambahkan, IHSG berpotensi mengalami pelemahan ke level 6.800 atau dalam kondisi terburuk bisa terlempar ke 6.650. Gerak merosot IHSG itu bisa terjadi sebelum kembali membentuk new high.

"Skenario ini tetap berjalan apabila IHSG tidak breakout resistance penting yaitu di level 7.230 dan 7.258," ungkap Raditya.

Menimbang kondisi pasar tersebut, Raditya menjagokan saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) untuk dapat dibeli dengan target Rp 4.980 per saham. Lalu, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) bisa dikoleksi dengan strategi buy on weakness untuk target Rp 8.050 per saham.

Selain itu, duo Grup Salim, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) juga menarik dilirik. Meski terjadi lonjakan inflasi yang dapat menekan daya beli, tapi produk Indofood ditaksir masih tetap diminati masyarakat.

"Dengan kata lain, ICBP dan INDF tidak akan kekurangan demand yang signifikan walaupun potensi lonjakan inflasi akan melanda," ujar Raditya. 

Baca Juga: Tarif Royalti Tambang Naik, Simak Saham-Saham Komoditas Jagoan

Sementara itu, Wawan menyarankan agar pelaku pasar wait and see terlebih dulu terhadap emiten yang rentan terdampak kenaikan harga BBM. Seperti emiten transportasi darat, PT Blue Bird Tbk (BIRD).

Saran Wawan, bisa mencermati saham sektor keuangan dan consumers goods dengan strategi buy on weakness. Saham yang bisa dipilih adalah INDF, ICBP, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

Sedangkan Praska lebih menjagokan saham-saham berbasis ekspor seperti batubara dan migas, serta nikel. Pelaku pasar disarankan mengamati saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).

Selanjutnya, bisa melirik saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Elnusa Tbk (ELSA). Lalu, emiten kertas Grup Sinarmas, TKIM dan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) juga layak dipilih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×