Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto
Hal ini sekaligus dilakukan untuk membantu pemerintah menjaga ketersediaan masker dan APD di dalam negeri. Oleh karenanya, kedua produk baru ini menyasar baik segmen ritel maupun instansi.
Menurut Joy, produksi APD sudah mulai dilakukan sejak akhir Januari 2020 lalu. Sementara penjualan masker sudah mulai dilakukan pada 20 Maret 2020 dengan kuantitas pemesanan minimum sebesar 1000 pcs.
Sayangnya, Joy masih enggan merinci seberapa banyak pesanan yang sudah masuk sejauh ini maupun proyeksi kontribusi penjualan masker dan APD hingga tutup tahun 2020 nanti.
“Untuk angka belum bisa disclose, tapi (pemesannya) sudah cukup merata antara rumah sakit-rumah sakit, lembaga negara, dan juga ritel,” ujar Joy, Rabu (1/4).
Menurut Joy, pelebaran portofolio produk masker dan APD tidak melibatkan pembelian mesin baru. Adapun kegiatan produksi dilakukan dengan memanfaatkan spare kapasitas mesin produksi yang sudah ada serta melakukan lembur.
Baca Juga: Bos Sritex beri bantuan untuk pencegahan persebaran virus corona
Untuk diketahui, saat ini Sritex memiliki kapasitas produksi sebesar 1,15 juta bales per tahun untuk benang (Spinning), 180 juta meter per tahun untuk penenunan (Weaving), 240 juta yard per tahun untuk kain jadi (Finishing), dan 30 juta potong per tahun untuk apparel (Garment).
Adapun tingkat utilisasi produksi untuk masing-masing segmen yakni;: Spinning 92%, Weaving 90%, Finishing 90% dan Garment 95%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News