Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Setidaknya ada lima perusahaan yang akan IPO saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam waktu dekat. Dari 5 IPO saham tersebut, perusahaan apa yang memiliki prospek cerah?
IPO saham atau initial public offering adalah penjualan saham perdana di lantai bursa. Mengutip laman e-IPO, 5 perusahaan yang akan IPO saham adalah PT Sumber Mas Konstruksi Tbk (SMKM), PT Nanotech Indonesia Global Tbk (NANO), PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA), PT Sepeda Bersama Indonesia Tbk (BIKE), dan PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP).
Certified Elliott Wave Analyst - Master PT Kanaka Hita Solvera Daniel Agustinus menilai, terdapat sejumlah perusahaan yang menarik untuk dicermati, salah satunya yakni NANO. Untuk jangka panjang, Daniel menilai kinerja Nanotech Indonesia berpotensi bertumbuh lebih apik. Ini karena nano teknologi di masa yang akan datang semakin sering digunakan dalam berbagai aspek kehidupan.
Dalam hajatan IPO saham, NANO akan melepas 1,28 miliar saham. Adapun harga book building sebesar Rp 95 per saham-Rp 105 per saham, sehingga dana yang bisa diperoleh maksimal Rp 134,4 miliar.
Nanotech akan menggunakan dana hasil IPO saham untuk pembelian mesin, pengembangan infrastruktur, dan operasional. NANO bergerak pada jasa layanan teknologi riset dan pengembangan, rekayasa material, dan nanoteknologi.
Perusahaan lain yang cukup menarik dalam IPO saham ini adalah STAA yang bergerak di sektor perkebunan kelapa sawit. Daniel menilai, kinerja Sumber Tani Agung Resource berpotensi tumbuh seiring harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) tahun ini yang sedang naik dan berada di harga tertingginya sejak 7 tahun terakhir.
“Kedua emiten juga sama-sama berhasil mencatatkan net profit dari tahun 2018 hingga saat ini. Rasio profitabilitasnya juga cukup bagus,” terang Daniel kepada Kontan.co.id, Rabu (16/2).
Dalam gelaran IPO saham, STAA akan melepas 8,77 miliar saham dengan harga book building Rp 470 per saham-Rp 605 per saham. Sehingga dana yang bisa diperoleh dalam IPO saham STAA maksimal Rp 530,62 miliar.
Baca Juga: Kembali Tren Naik, Cek Harga Uang Kripto Bitcoin Dogecoin Shiba Inu Hari Ini (16/2)
ADCP memangkas jumlah saham IPO
Yang menjadi perhatian adalah IPO saham ADCP yang memutuskan untuk memangkas jumlah saham yang ditawarkan dalam IPO. Anak usaha PT Adhi Karya Tbk (ADHI) ini hanya menawarkan 2,2 miliar saham. Jumlah ini menyusut dari jumlah saham yang ditawarkan semula sebesar 8,01 miliar lembar.
Dengan demikian, jumlah saham yang ditawarkan ADCP ke publik menjadi hanya 10%. Sebelumnya, jumlah saham yang ditawarkan mencapai 28,6% dari modal ditempatkan dan disetor.
Daniel menilai, jika melihat dari besarnya nilai nominal IPO saham ADCP yakni sekitar Rp 288 miliar, kemungkinan besar saham ADCP akan terserap oleh masyarakat.
Baca Juga: Prospek IPO BUMN, Analis Panin: Sama Seperti pada Umumnya Banyak Spekulasi
Hanya saja untuk jangka pendek, investor akan mempertimbangkan sisi risiko yang dihadapi perusahaan, dimana saham ADCP akan terkena dampak negatif dari Covid-19. Mayoritas bisnis ADCP bergerak di bidang properti, real estate dan perhotelan. Menurut Daniel, sektor-sektor ini cukup tertekan selama pandemi.
Tetapi, untuk tren jangka panjang, saham ADCP dinilai cukup atraktif. Ini dengan mempertimbangkan faktor bahwa ADCP mengusung konsep transit-oriented development (TOD) yang mana menjadi tren hunian di kalangan milenial saat ini. “Terlebih lagi LRT sudah siap beroperasi di semester kedua tahun 2022 ini,” pungkas dia.
Itulah rekomendasi saham dari gelaran IPO dalam waktu dekat. Ingat, investasi saham adalah berisiko tinggi. Kenali dahulu risikonya sebelum melakukan investasi sahan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News