Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pengembangan jalan tol masih menjadi salah satu prioritas pengembangan fasilitas transportasi darat. Atas dasar ini pula PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) menargetkan pendapatannya tahun depan bakal meningkat.
"Tahun depan, kami targetkan pendapatan Rp 7 triliun," ujar Adityawarman, Direktur Utama JSMR, (19/12). Dia menambahkan, itu hanya target pendapatan dari jasa operasional tol, bukan dari pendapatan konstruksi.
Informasi saja, hingga kuartal III 2013, JSMR membukukan pendapatan Rp 4,22 triliun. Sementara, pendapatan JSMR full years 2013 diproyeksikan mencapai Rp 5,68 triliun. Jika proyeksi itu bisa terealisasi, maka pertumbuhan pendapatan JSMR tahun depan naik sekitar 23%.
Proyeksi pertumbuhan ini didasari oleh mulai beroperasinya lima ruas tol baru JSMR tahun depan. Kelima ruas tol baru tersebut adalah JORR W2 Utara Ruas Kebon Jeruk-Ulujami, Bogor Ring Road Ruas Kedunghalang-Kedungbadak, Semarang-Solo Ruas Ungaran-Bawen, Gempol-Pandaan, dan Gempol-Pasuruan Ruad Gempol-Rembang.
Beroperasinya tol baru, artinya volume lalu lintas kendaraan meningkat. Meningkatnya volume kendaraan inilah yang pada akhirnya mengerek volume transaksi sehingga pendapatan JSMR pun bisa meningkat.
Nah, karena volume transaksi menjadi esensi utama pendapatan, tentunya manajemen wajib meningkatkan kualitas pelayanan. Caranya adalah dengan melalui pelayanan Gardu Tol Otomatis (GTO) yang lebih cepat dan efisien. Para pengendara tidak perlu mengantri lebih lama untuk membayar tol.
Tahun depan, JSMR bakal mengoperasikan 136 GTO. Saat ini, baru ada 76 GTO JSMR yang beroperasi. Dari 136 GTO, sebagian besar diantaranya akan menggunakan sistem tertutup. Maksudnya, selama ini pengguna layanan GTO hanya melakukan satu kali transaksi untuk jarak yang tidak ditentukan. Jauh atau dekatnya si pengendara keluar pintu tol dikenakan tarif yang sama.
Tapi, dengan sistem tertutup, pengendara dikenakan biaya yang sesuai dengan jarak tempuhnya. Semakin dekat dia keluar pintu tol, maka tarifnya lebih murah. Begitu pula sebaliknya, semakin jauh maka tarifnya lebih mahal.
"Jadi, pas kartunya ditempelkam ke gardu langsung tercatat dia masuk dari pintu tol mana, masuk jam berapa. Ini dijadikan data acuan untuk GTO keluar tol," tutur Adityawarman.
Namun, dia tidak merinci berapa nilai investasi yang dibutuhkan untuk penambahan GTO tahun depan. Tapi yang jelas, investasi penambahan GTO itu bakal diambil dari belanja modal JSMR tahun depan yang dipatok pada angka Rp 5,6 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News