Reporter: Issa Almawadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Atlas Resources Tbk (ARII) menargetkan volume produksi dan penjualan batubara tahun depan di kisaran 1,5-4,5 juta ton. Target itu (terutama penjualan) akan dibantu melalui pengiriman batubara ke PT PLN (Persero) yang diharapkan akan kembali normal.
Dengan maksimal target tersebut, maka pertumbuhan volume penjualan yang akan dicapai perseroan sebesar 200%. Namun jika tidak tercapai, atau tetap di 1,5 juta ton, maka volume penjualan maupun produksi perseroan tidak bergerak atau stagnan.
Namun Presiden Direktur ARII, Andre Abdi menegaskan, bahwa target-target itu juga bergantung dari kondisi pasar batubara. "Nanti juga didorong dengan rencana pengembangan hauling road II dan infrastruktur kami yang sempat tertunda di tahun ini," tutur Andre di Jakarta, Selasa (11/12).
Selain hal-hal tersebut, Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan ARII, Dono Boestami menambahkan, target yang ditetapkan perseroan akan bergantung dari lokasi tambang yang akan beroperasi.
Hingga saat ini, ARII sudah memiliki beberapa lokasi tambang yakni Hub Berau, Hub Kubar, Hub Muba, Hub Oku, dan Hub Papua. Dari total 5 Hub yang dimiliki ARII, total sumber daya mencapai 637,4 juta ton dengan jumlah cadangan 113,7 juta ton.
Seperti perusahaan tambang batubara lainnya, ARII juga akan menghadapi turunnya harga batubara global. Menanggapi hal itu, ARII akan melakukan strategi dengan melakukan efisiensi biaya di bidang operasional.
"Antara lain, melalui penghematan penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM)," jelas dia.
Sementara, Direktur ARII, Aulia Setiadi tetap yakin walaupun ada tekanan harga jual batubara, pendapatan perseroan masih akan tetap tumbuh. "Terutama melalui kontribusi batubara kalori yang lebih rendah," kata Aulia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News