kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

11 emiten batubara ini mengalami penurunan laba bersih di 2019, siapa paling dalam?


Rabu, 01 April 2020 / 16:29 WIB
11 emiten batubara ini mengalami penurunan laba bersih di 2019, siapa paling dalam?
ILUSTRASI. Kapal tongkang pengangkut batubara melintas di Sungai Musi, Palembang,Sumatera Selatan, Rabu (15/1/2020). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan produksi batubara nasional tahun 2020 dapat menembus angka 550 juta ton. ANTARA FOTO/No


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara yang merosot tahun lalu berimbas pada penurunan yang dialami oleh emiten pertambangan batubara. Data yang dihimpun Kontan.co.id, dari 11 emiten pertambangan yang telah merilis laporan keuangan, semuanya mengalami penurunan laba bersih.

PT Bumi Resources Tbk misalnya. Emiten dengan kode saham BUMI tersebut membukukan pendapatan sebesar US$ 1,112 miliar, naik tipis 0,9% dari pendapatan tahun sebelumnya yang sebesar US$ 1,111 miliar.

Meski demikian, laba BUMI justru anjlok 96,89% pada tahun lalu, dari US$ 220,41 juta pada 2018 menjadi US$ 6,84 juta pada tahun lalu.

Baca Juga: Kinerja Indika Energy (INDY) tahun 2019 turun, begini saran analis

Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava mengatakan, penurunan laba bersih dipengaruhi atas merosotnya harga jual rata-rata batu bara sebesar 13% sepanjang tahun 2019, yang salah satunya diakibatkan oleh perang dagang antara China dengan Amerika Serikat.

“Penurunan laba bersih juga diakibatkan atas kenaikan harga minyak, kenaikan pembayaran pajak, dan penurunan kontribusi yang lebih rendah sejumlah anak usaha,” kata Dileep, Selasa (31/3).

Penurunan kinerja juga dialami oleh PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Emiten pelat merah ini memang membukukan pendapatan usaha menjadi Rp 21,8 triliun, naik 3% dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 21,2 triliun.

Baca Juga: RUPS ditunda, Bukit Asam (PTBA) usul bagikan dividen 75% dari laba bersih

Namun, PTBA tetap membukukan penurunan laba bersih sebesar 19,24% menjadi Rp 4,05 triliun.

Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin mengatakan, penurunan laba bersih PTBA tidak lepas dari harga batubara yang mengalami tren penurunan sepanjang 2019.

Penurunan ini seiring dengan pelemahan harga batubara Indeks Newcastle sebesar 28% dari US$ `107,34 per ton menjadi US$ 77.7 per ton.

Baca Juga: Pendapatan turun, Indika Energy (INDY) bukukan kerugian US$ 18,16 juta pada 2019

Pun demikian dengan Indeks Batubara thermal Indonesia (Indonesian Coal index/ICI) yang melemah 17%, dari US$ 60,35 per ton menjadi US$ 50,39 per ton pada 2019.

Hal serupa juga dialami oleh PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID). Emiten kontraktor batubara ini mengempit laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar US$ 20,48 juta, anjlok 72,92% bila dibandingkan dengan capaian laba bersih tahun 2018 yang mencapai US$ 75,64 juta.

Kepada Kontan.co.id, Head of Investor Relations Delta Dunia Makmur Regina Korompis mengatakan, turunnya kinerja DOID pada tahun lalu tidak lepas dari turunnya volume produksi dan harga batubara sepanjang tahun lalu

Hal yang berbeda dialami oleh PT Indika Energy Tbk (INDY). Tahun lalu INDY justru membukukan kerugian bersih senilai US$ 18,16 juta. Padahal tahun lalu, INDY masih mencetak laba bersih senilai US$ 80,06 juta.

Baca Juga: Turun 32%, Toba Bara Sejahtra (TOBA) bukukan laba bersih US$ 26,54 juta di 2019

Analis MNC Sekuritas Catherina Vincentia mengamini, turunnya kinerja emiten tambang batubara tahun lalu dilatarbelakangi pelemahan harga batubara tahun lalu.

“Sektor batubara melemah pada 2019, seiring dengan penurunan harga batubara global sebesar 33,66% secara Year on Year (per 31 Des-2019) yang semakin menekan kinerja perusahaan-perusahaan batubara,” ujar Catherina.

Berikut ini merupakan round up kinerja emiten tambang batubara yang berhasil dihimpun Kontan.co.id (per 1 April 2020).

1. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)
Pendapatan 2019 : US$ 1,71 miliar (-14,55%)
Laba 2019 : US$ 129,43 juta. (-50,6%)

2. PT Bukit Asam Tbk (PTBA)
Pendapatan 2019 : Rp 21,8 triliun. (+3%).
Laba 2019 : Rp 4,05 triliun (-19,24%)

3. PT Adaro Energy Tbk (ADRO)
Pendapatan 2019 : US$ 3,46 miliar (-4,42%)
Laba 2019 : US$ 404,19 juta. (-3,24% )

4. PT Bumi Resources Tbk (BUMI)
Pendapatan 2019 : US$ 1,112 miliar (+0,9%)
Laba 2019 : US$ 6,84 juta (-96,89%)

5. PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA)
Pendapatan 2019 : US$ 525,52 juta (+19,8%)
Laba 2019 : US$ 26,54 juta. (-32,3% )

6. PT Harum Energy Tbk (HRUM)
Pendapatan 2019 : US$ 262,59 juta (-22,01%)
Laba bersih 2019 : US$ 18,50 juta (-41,8%)

7. PT Bayan Resources Tbk (BYAN)
Pendapatan 2019 : US$ 1,39 miliar (-17%)
Laba 2019 : US$ 223,39 juta (-55,36%)

8. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA)
Pendapatan 2019 :US$ 1,66 miliar (-5,68%)
Laba 2019 : US$ 50,22 juta (-43,79%)

9. PT Indika Energy Tbk (INDY)
Pendapatan 2019 : US$ 2,78 miliar (-6,08%)
Rugi 2019 : US$ 18,16 juta. (-122,68%)

10. PT Samindo Resources Tbk (MYOH)
Pendapatan 2019 : US$ 254,45 juta (+5,5%)
Laba 2019: US$ 26,07 juta (-15,62% )

11. PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID)
Pendapatan 2019 : US$ 881,81 juta. (-1,20%)
Laba 2019 : US$ 20,48 juta, (-72,92% )

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×