Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Indika Energy Tbk (INDY) mengalami tekanan tahun lalu. INDY membukukan pendapatan bersih senilai US$ 2,78 miliar atau turun 6,08% dari pendapatan tahun 2018 yang mencapai US$ 2,96 miliar.
Emiten pertambangan batubara ini juga membukukan kerugian bersih senilai US$ 18,16 juta. Padahal tahun 2018, INDY masih mencetak laba bersih senilai US$ 80,06 juta.
Tahun lalu INDY juga mencatatkan rugi bersih per saham dasar senilai US$ 0,0035 per saham.
Baca Juga: Pendapatan turun, Indika Energy (INDY) bukukan kerugian US$ 18,16 juta pada 2019
Analis MNC Sekuritas Catherina Vincentia menilai kinerja INDY akan stagnan apabila hanya bertumpu pada ekspor batubara. Sebab, penurunan harga minyak mentah dan batubara biasanya bergerak bersamaan.
Terlebih akhir-akhir ini ketidaksepakatan antara Arab Saudi dan Rusia telah menyebabkan gangguan pada pasokan minyak mentah yang mengakibatkan jatuhnya harga minyak sebesar 60,60% secara year-on-year (YoY) menjadi USD23,26 / barel (per 19 Maret-2020).
“Situasi ini telah menimbulkan kekhawatiran bahwa penurunan harga minyak akan semakin mendorong harga batubara turun,” terang Catherina kepada Kontan.co.id, Selasa (31/3).
Baca Juga: Lo Kheng Hong rajin tambah kepemilikan saham di PTRO, bagaimana di MBSS?