Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara yang merosot tahun lalu berimbas pada penurunan yang dialami oleh emiten pertambangan batubara. Data yang dihimpun Kontan.co.id, dari 11 emiten pertambangan yang telah merilis laporan keuangan, semuanya mengalami penurunan laba bersih.
PT Bumi Resources Tbk misalnya. Emiten dengan kode saham BUMI tersebut membukukan pendapatan sebesar US$ 1,112 miliar, naik tipis 0,9% dari pendapatan tahun sebelumnya yang sebesar US$ 1,111 miliar.
Meski demikian, laba BUMI justru anjlok 96,89% pada tahun lalu, dari US$ 220,41 juta pada 2018 menjadi US$ 6,84 juta pada tahun lalu.
Baca Juga: Kinerja Indika Energy (INDY) tahun 2019 turun, begini saran analis
Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava mengatakan, penurunan laba bersih dipengaruhi atas merosotnya harga jual rata-rata batu bara sebesar 13% sepanjang tahun 2019, yang salah satunya diakibatkan oleh perang dagang antara China dengan Amerika Serikat.
“Penurunan laba bersih juga diakibatkan atas kenaikan harga minyak, kenaikan pembayaran pajak, dan penurunan kontribusi yang lebih rendah sejumlah anak usaha,” kata Dileep, Selasa (31/3).
Penurunan kinerja juga dialami oleh PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Emiten pelat merah ini memang membukukan pendapatan usaha menjadi Rp 21,8 triliun, naik 3% dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 21,2 triliun.
Baca Juga: RUPS ditunda, Bukit Asam (PTBA) usul bagikan dividen 75% dari laba bersih