kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Usai Libur Lebaran, Yield SUN 10 Tahun Melesat ke 7%, Intip Prospeknya ke Depan


Selasa, 16 April 2024 / 19:48 WIB
Usai Libur Lebaran, Yield SUN 10 Tahun Melesat ke 7%, Intip Prospeknya ke Depan
ILUSTRASI. Obligasi Negara.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai libur Lebaran, yield surat utang negara (SUN) acuan tenor 10 tahun melesat. Berdasar data Trading Economics, Senin (16/4) pukul 19.03 WIB, yield SUN 10 tahun tercatat di level 7% dari sebelumnya 6,64%.

Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana mengatakan, naiknya yield SUN 10 tahun sejalan dengan kenaikan yiels US Treasury (UST). Maklum, saat Indonesia sedang libur lebaran, UST naik dari 4,2% ke 4,6%. Per hari ini, yield UST di level 4,64%.

Kenaikan yield UST akibat data Unemployment Rate, Non Farm Payroll, dan Paticipate Rate AS yang positif. Lalu data Jobdesk Claim yang berada di level 211 ribu, dan data inflasi serta inflasi inti AS yang meningkat.

"Ada juga tensi geopolitik yang mengakibatkan risiko global meningkat, sehingga berdampak kepada Indonesia," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (16/4).

Baca Juga: Termasuk Indonesia, Pasar Obligasi Asia Dilanda Aksi Jual Investor Asing Bulan Lalu

Pada saat yang sama, probabilitas pemangkasan suku bunga the Fed yang mengecil.

"Sebelumnya, ekspektasi pemangkasan suku bunga 3 kali sebanyak 75bps, tetapi sekarang hanya tinggal 25bps sehingga menambah kekhawatiran global," sambungnya.

Pekan ini juga akan ada data neraca perdagangan Indonesia. Fikri menilai, apabila mencatatkan surplus mendekati US$ 3 juta maka rupiah berpotensi menguat dan tekanan terhadap yield SUN akan berkurang. Namun, jika berada di bawahnya maka yiels SUN 10 tahun berpotensi kian tertekan seiring terjadinya depresiasi rupiah.

"Dengan situasi saat ini, yield SUN 10 tahun di semester I akan berkisar 6,7%-7%," katanya.

Sementara di semester II, potensi tekanan yield berpotensi berkurang seiring ekspektasi pemangkasan suku bunga the Fed. Fikri memproyeksikan, dengan ekspektasi pemangkasan satu kali maka yield SUN 10 tahun akan berada di kisaran 6,5%-6,7%.

Baca Juga: Sarana Multigriya (SMF) Terbitkan Surat Utang Hingga Rp 57,27 Triliun Sepanjang 2023

Hanya saja, ini dengan catatan tidak ada kemungkinan kenaikan BBM subsidi atau kenaikan inflasi yang signifikan. Ia khawatir di semester II ada peningkatan harga BBM bersubsidi atau gas bersubsidi.

"Jika itu terjadi, maka yield SUN 6,7%-7,2%," sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×