Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah melaju di zona hijau pada perdagangan sesi I, Selasa (29/11). Mengacu data RTI, indeks berakhir naik 0,81% atau 41,419 poin ke level 5.155,991.
Tercatat 176 saham bergerak naik, 101 saham bergerak turun, dan 81 saham stagnan. Volume perdagangan pada rehat pertama 7,30 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 3,29 triliun.
Sepuluh indeks sektoral menopang IHSG. Sektor industri dasar paling tinggi penguatannya 1,28% dan diikuti aneka industri naik 1,15%, serta konstruksi naik 1,07%.
Meski demikian, investor asing masih mencatatkan aksi jualnya. Pada sesi perdagangan pagi net sell asing Rp 125,042 miliar.
Saham-saham yang masuk top gainers LQ45 antara lain: PT Hanson International Tbk (MYRX) naik 11,19% ke Rp 149, PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) naik 8,95% ke Rp 4.260, dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) naik 7,30% ke Rp 2.500.
Saham-saham yang masuk top losers LQ45 antara lain: PT Adaro Energy Tbk (ADRO) turun 1,19% ke Rp 1.660, PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN) turun 0,90% ke Rp 3.290, dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) turun 0,72% ke Rp 690.
"IHSG melemah, namun beberapa saat kemudian indeks berbalik arah ke area positif menyusul sentimen dari dalam negeri ini yang beredar cukup kondusif," kata Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere dikutip dari Antara.
Menurut dia, sentimen dari penilaian lembaga Dana Moneter Internasional (IMF) atas ekonomi Indonesia yang cukup baik serta demonstrasi aksi damai yang diproyeksikan berjalan kondusif menjadi salah satu faktor yang menopang IHSG.
Ia mengemukakan bahwa secara garis besar, penilaian IMF terhadap ekonomi Indonesia tahun 2016 dalam kondisi baik, didukung oleh bauran kebijakan makroekonomi dan reformasi struktural yang sehat.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat, inflasi dan defisit transaksi berjalan tetap terjaga. Semua pencapaian itu mendukung outlook perekonomian yang positif," katanya.
Terkait demonstrasi, lanjut dia, adanya kesepakatan antara pihak pelaku aksi damai dengan Kepolisian dapat menghindari terjadinya kekerasan. Kendati demikian, tetap perlu diwaspadai munculnya hal-hal yang tidak diinginkan dalam rencana aksi 2 Desember 2016 tersebut.
"Bagi pelaku pasar, dengan adanya kesepakatan itu diharapkan dapat memberikan kenyamanan dalam melakukan investasi di pasar saham Indonesia," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News