kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

IHSG sesi I tertekan enam sektor dan 147 saham


Senin, 28 November 2016 / 12:07 WIB
IHSG sesi I tertekan enam sektor dan 147 saham


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih belum berhasil bangkit dari zona merah pada akhir transaksi sesi I hari ini (28/11). Berdasarkan data RTI, pada pukul 12.00 WIB, indeks mencatatkan penurunan 0,23% menjadi 5.110,27.

Ada 147 saham yang anjlok pada siang ini. Sementara, jumlah saham yang naik sebanyak 92 saham dan 113 saham lainnya diam di tempat.

Volume transaksi perdagangan siang ini melibatkan 8,329 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 3,190 triliun.

Sementara itu, enam sektor memerah. Tiga sektor dengan penurunan terbesar antara lain: sektor agrikultur turun 1,2%, sektor keuangan turun 0,99%, dan sektor konstruksi turun 0,7%.

Saham-saham indeks LQ 45 yang berada di jajaran top losers antara lain: PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) turun 3,27% menjadi Rp 1.330, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) turun 2,55% menjadi Rp 2.290, dan PT Global Mediacom Tbk (BMTR) turun 2,48% menjadi Rp 590.

Sedangkan di posisi top gainers indeks LQ 45, terdapat saham-saham: PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) naik 2,74% menjadi Rp 8.425, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) naik 2,37% menjadi Ro 3.450, dan PT Astra International Tbk (ASII) naik 2,3% menjadi Rp 7.800.

Sedangkan nilai penjualan bersih (net sell) asing mencapai Rp 238,9 miliar di seluruh market dan Rp 154,4 miliar di pasar reguler.

Menurut Taye Shim, Kepala Riset Daewoo Securities, pagi ini, pelaku pasar akan wait and see seiring akan dirilisnya sejumlah data penting.

Pertama, kesepakatan penurunan produksi minyak OPEC. Kedua, data US PCE inflasi (meskipun pasar secara harfiah memprediksi terjadinya kenaikan). Ketiga, CPI di Indonesia. Keempat, laporan tenaga kerja AS.

"Mengingat banyaknya perilisan data utama, kami memprediksi aksi investor yang menurun selama bagian awal minggu ini," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×